Hari ini, Aku (Membayangkan) Wisuda


Hari ini aku membayangkan wisuda. Berpakaian dan bertutup toga di atas kepala. Prestisius sepertinya, Yakin?
Apalagi ditambah dengan selendang bertuliskan Cum Laude.Nice. dan aku akan bangga memamerkan selembar ijazah di hadapan warga sekampung bahwa sekarang aku sudah S.Si. Sarjana sains, gelar yang belum sampai 5 orang menyandangnya di seantero kampung. Indah.
Hari ini aku membayangkan wisuda. Dengan segepok bunga diulurkan oleh sanak saudara, kemudian berkali kali sinar blits menyala mengabadikan momentum indah kemenangan akademik. Menyenangkan.
Dan hari ini aku membayangkan Wisuda.
Orang orang bersalaman, lalu bertanya habis ini mau apa mau kemana.
Nah?
Disini aku kemudian bingung. Aku mau kemana? Kerja? Aku sudah bisa apa? Bikin peta, analisis kependudukan, analisis lahan? Asli. Aku masih sangat amatir.
Nah? Lantas?


Hari ini aku kembali lagi membayangkan wisuda.
Menata masa wisuda. Menata kesudahannya.
Sudah bisa berbahasa asing berapa? Sudah siap go abroad S2 kemana? Sudah bisa analisis apa? Berapa jurnal yang sudah kamu tuliskan? Penelitian yang aplikatif? Solusi kerusakan lahan yang sustainable. Sudah sampai mana?
Ah, itu semua dunia.
Tidak. Tidak ada pemilahan ilmu akhirat dunia. Semua berkesinambungan.
Sudah bisa berpenghasilan berapa dengan kapabilitas kapasitas kamu jika lulus kelak?
Saya memang mau bekerja. Mengabdi pada negeri. Dan saya mau mengajar. Mendidik. Tapi itu perbuatan yang murni. Mengabdi ya murni mengabdi. Jadi anggota dewan ya anggota dewan yang penyalur lidah rakyat, perkara dibayar ya itu kembali pada sang pemilik lidah aka rakyatnya. Mau jadi guru ya siap dimana pun ditempatkan. Tak peduli. Toh intinya adalah ngajar, bukan mencari gaji.
Ya.
Hari ini aku membayangkan wisuda. Dengan segala kapasitas dan kapabilitas yang harusnya dipunya. Semua. Siap untuk mengabdi, karna sayang waktu 4 tahun lebih menanti, tak ada hasil berarti.
Hari ini aku membayangkan wisuda.



Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU