#untitled

Saya tidak menyangka, memarkir pikiran di blog ini sekarang begitu sulit. Menuliskan sesuatu kini sekarang gagu. Padahal ini blog - blog sendiri. Ini tempat sampah tempat sampahnya saya sendiri. Kemungkinan yang baca ya saya sendiri.
Ternyata tumbuh menghasilkan perubahan. Perubahan yang banyak.
Yang mana yang anaknya hayoo

Tanggal 27 Maret jam 7 pagi saya sudah balik dari perjalanan ke negeri seberang. 7 hari total perjalanan, dengan keberadaan di Pulau Penang 5 hari 4 malam. Perjalanan yang tentu saja ngirit karena ada keluarga kakak ipar disana. wkwkw. Ya. Saya tinggal disana, di tempat tinggal keluarga kakak ipar. Hitung saja berapa pengiritan sewa hotel untuk jumlah hari tersebut. 

Tiba di Bandara Internasional Penang Jumat siang lalu bertolak ke kawasan Bukit Jambul, tempat keluarga kakak ipar, dilanjut ke kediaman beliau di Gelugor. Hari berikutnya tempat - tempat yang saya kunjungi adalah muter - muter George Town dan berakhir di kawasan kuliner Padang Kota Lama, Queensbay, Batu Ferringhi dan terakhir mengunjungi Taman Negara Pulau Penang (Penang National Park).
Berhubung ini bukan travelblog maka saya tidak akan menceritakan bagaimana perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, tidak juga menceritakan ittinenary dan rincian biaya. Saya ingin membagi pengalaman.

***

Apa sebenarnya tujuan orang bepergian? Apa yang orang - orang cari dari bepergian?
Pertanyaan - pertanyaan tersebut berkali - kali saya tanyakan untuk diri saya sendiri. Terutama perjalanan yang di luar urusan - urusan pekerjaan. Ada banyak kata - kata bijak : Bepergian lah selagi masih muda, bepergianlah untuk menemukan rumah, bepergianlah untuk mengerti apa arti kampung halaman, bepergianlah untuk mencari keluarga dan seterusnya - dan seterusnya.

Benarkah demikian?

Pernah satu waktu saya diskusi dengan teman kerja : Mungkin saat kita melakukan perjalanan kita menemukan itu. Tapi balik dari perjalanan dan menemui kembali rutinitas harian, ya kita akan kembali seperti diri kita sebelum bepergian itu. Sebagaimana saat kita suntuk, atau banyak beban, lalu memutuskan secara impulsif beli makanan ini, beli itu lalu merasakan kepuasan. Setelah puas, melihat jumlah uang yang tersisa di rekening : meringis, lalu kembali ke suntuk dan ketambahan beban. Hahahhaha.
Tidak selalu begitu sebenarnya.
Main sesekali boleh selama masih dalam batas kontrol. Dulu waktu kecil berkali - kali kita mendengar : membaca membuka jendela dunia. Maka tidak ada salahnya saat kita cukup mampu untuk membuka dunia dengan melakukan perjalanan langsung kenyataan tetap berbeda dari imajinasi yang kita dapatkan dari membaca. Ada pengalaman interaksi yang tidak terbaca, ada pengalaman rasa yang tidak didapat dengan berimajinasi.

***


Untuk perjalanan ke Penang ini, saya yang awam dengan kehidupan berkeluarga, menemukan satu kata penting : support system. Saya sulit menjelaskan maksud penemuan ini. Tapi saya menemukan "rasa" bagaimana support system bekerja. Akan saya ceritakan terpisah : tapi perjalanan ini menjadi bagian dari saya menemukan kembali bagaimana membangun kepercayaan pada orang tanpa kehilangan diri sendiri. Saya berterimakasih pada semesta raya untuk sesuatu yang saya cari -cari ini.

01042019
07.51

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU