Lombok seminggu pertama

Tanggal 30 April 2019 jam 18.40 dengan singa terbang saya bertolak ke pulau Lombok. Pulau yang saya pikir akan memberikan saya inspirasi dan semangat baru. Pulau yang saya tidak berekspektasi terlalu banyak akan memberikan saya hal luar biasa, tapi saya berkeyakinan jalan yang saya pilih ini akan membawa pada takdir baik. Terhitung sudah seminggu lebih sehari saya berada di pulau ini, tepatnya di Kota Mataram, ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat. Menempati satu kamar kos di dekat pusat kota, tidak jauh dari kantor gubernur, mudah mengakses ke fasilitas - fasilitas penting kota. Kota Mataram adalah kota besar untuk ukuran luar jawa. Berdiri 3 mall dan 2 bioskop, sebuah syarat kota bagi orang - orang generasi saya.

Masjid Hubbul Wathan di Malam 1 Ramadhan
Hari pertama sampai di Pulau ini, saya dibuat kaget dengan keramaian bandara. Benar - benar ramai. Tapi yang ramai bukan ruang tunggu ataupun operasional bandara, yang ramai adalah ruang jemputan yang seluas aula dan diisi penuh oleh orang - orang sini. Dan ternyata, mereka menyambut keluarganya yang pulang dari luar negeri kerja sebagai tenaga kerja indonesia. Ramai betul. Wajar. Yang mereka sambut adalah pahlawan di keluarganya.

Naik taksi bandara menuju ke tempat saya menginap, saya langsung paham kenapa lombok disebut pulau seribu masjid. Kiri kanan berderet - deret berdiri masjid - masjid megah. Hampir semua masjidnya 2 lantai dengan kubah besar. Paling besar tentu saja Masjid Hubbul Wathan di Islamic Centre NTB yang saya kunjungi keesokan harinya. Masjid yang menuju lantai duanya pake eskalator (haha maaf norak) dan untuk naik ke menaranya harus bayar karna merupakan bagian dari wisata religi (kenyataan banyak turis naik dengan pakaian khusus : laki - laki seperti sarungan dan yang mbak - mbak kulit putih terlihat seperti pake gamis).

Selain masjidnya yang banyak, pulau ini juga harmonis berdampingan dengan pemeluk agama hindu. Mudah didapati kiri kanan jalan tempat orang - orang hindu meletakkan dupa. Juga banyak pura baik yang privat maupun satu dua yang boleh diakses publik. Aroma magis menguar dimana - mana. Saya menyempatkan main ke Pura Mayura, salah satu pura yang boleh dimasuki oleh siapapun cukup dengan membayar Rp. 25.000,00. Sehari sebelum resmi masuk kerja (Tujuan utama saya ke pulau ini adalah kerja, tentu saja wkwk). Selain Pura Mayura (Taman Mayura) beberapa tempat seperti Taman Narmada dan Pura Meru adalah situs agama hindu yang bisa dikunjungi.

Taman Mayura menuju ke Pura Mayura
Ada transmart lengkap dengan CGV di tengah kota mataram, ada Mall Mataram yang usianya cukup tua, ukuran kecil macam galeria Jogja dan satu mall besar dengan fasilitas lengkap : Epicentrum Mataram. Cukup untuk memuaskan dahaga kekotaan selama persediaan uang ramah diajak masuk. Angkutan umum susah. Disarankan memang kesini dengan membawa motor kalau mau fleksibel. Gojek - grab ada, tapi bagi pendatang yang ingin mondar - mandir ke tempat - tempat menarik tentu saja keberadaan motor akan lebih menguntungkan. Sayangnya orang - orang tak cukup disiplin berkendara. Beberapa kali order gojek saya bahkan tidak dikasih helm, atau kalau tidak, bapaknya akan nanya "mau pake helm atau tidak?" lah.

Perempatan itu kota tua Ampenan. Itu sebelah kanan dari sudut saya ambil foto adalah gerbang kota tua
Sabtu minggu kemarin berhubung libur saya sempatkan jalan ke sekitar kota tua Ampenan. Kota tua  yang dulunya merupakan pusat perdagangan ramai yang dibangun sejak zaman Belanda. Dulu dibangun pelabuhan yang pancang - pancangnya masih ada sampai kini. Kompleks kota tua ini berakhir di Pantai Ampenan. Pantai yang kalah terkenal dibanding Senggigi, pantai andalan Pulau Lombok di sisi barat. Tapi tak kalah menarik, di Ampenan pun menyajikan pemandangan matahari terbenam yang cantik. Dengan tepi pantai dibuat tanggul yang disisi jalannya dipenuhi pedagang kaki lima. Saya belum berkesempatan menikmati sunset di pantai  ini, karna terlalu awal datang dan terlalu panas nunggu sore. Masih ada weekend - weekend berikutnya wkwkwk.
Bisa dibayangkan siluet perahu gantung itu (?) pas matahari tenggelam

Semoga banyak pelajaran yang didapat dari pulau ini.

2019 dan Lombok : mari berkolaborasi!

Mataram 07052019
21:51 WITA

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU