Pada sebuah fase-2: Sepersil Bahagia
Mana ada segede ini kita ketawa lebar kayak anak kecil di samping pas kita naik kereta yang notabene banyak orang banyak penumpang banyak keperluan?? Tapi ni bocah, pede aja tuh duduk dipangkuan orang ngk dikenal, ketawa terbahak, sampai gigi-gigi tonggosnya nampak semua. Anak kecil, memang lebih merdeka dan leluasa mengekspresikan keadaan hatinya. Tanpa tedeng aling-aling, tanpa takut apa kata orang, tanpa tendensi ada apa untuk apa. Inilah sepersil bahagia. Dulu kala, kalo kita baca Sirah manusia Tersempurna, jelang wafatnya istri pertama Khadijah al Kubra Radhiyallohu ‘anha, beban di pundak yang dirasai kian berat, aral melintang menelikung dari segala sisi, fitnah, cecaran, makian, dan tuduhan-tuduhan gila hinggap mendarat dari mana pun sudut ia datang. Maka sang pengganti, yang Alloh hadirkan langsung dari wahyu sang Jibril, mengantarkan pada sang kekasih hati, ‘Aisyah yang pipinya kemerah-merahan, al Humaira, binti Abu Bakar. Wataknya yang cer...