Cinta tak butuh mengapa

akhirnya terbawa arus juga untuk menulis soal cinta-cintaan haha.

well aku harus move on! begitulah kira kira prolognya. mengingat apa yang disampaikan pak dwi budiyanto beberapa minggu silam di kelas asma. Move on dari jauhnya matahari-matahari di langit tinggi, dan menyukuri indahnya mekar bunga di tepian jendela.

kesuksesan itu hak setiap kita, hak setiap manusia. dan hanya orang orang yang tidak terbelenggu masa lalulah yang bisa menggapai semua impian impiannya.

mungkin kita kadang merenung, kenapa aku dilahirkan dalam keluarga begini, dalam kondisi begini, dengan prestasi begini, dengan pendapatan segini dan seterusnya dan seterusnya.tapi, Allohuakbar, ruang untuk bersyukur sangat seabrek dibanding dengan kesusahan ataupun kesedihan yang kerap kali mungkin kita dramatisir.

aku pernah mengalami masa romantika yang sangat sulit dilupakan, bersama teman teman sebaya yang menurutku sangat sangat bisa mengerti, sangat paham kondisi, saling menghargai, lebih dari pada masing masing diri sendiri. dalam ketidaksadarannya, mereka banyak berucap kata kata yang enyentuh jiwa.
dalam kata kata bully-nya, mereka sedang menasehati dan berbagi rasa. lalu satu persatu mereka pergi. jikapun intens menjaga komunikasi, tetap saja ada yang tidak bisa tergantin, kecuali dengan bertatap muka langsung.

dan memang banyak hal menjadikan sedikit demi sedikit berbenah, sedikit demi sedikit berubah, dan bilangan waktu tak bisa ditarik atau minta ditahan agar waktu sejenak melambat.ternyata tidak bisa. semua berjalan sebagaimana harusnya sebagaimana adanya.

kini kutatap satu satu apa yang dihadapanku...

ternyata harta simpananku masih utuh, yaitu mimpi-mimpi yang masih terbungkus rapi. setidaknya, itu yang membuat segalanya kembali menserikan merah muda dan jingga kehidupan agar selalu  memperbaharui bahagia.

apasih yang dicari di bumi ini selain bahagia?

dan bahagia itu letaknya disini, di hati. bukan yang lain-lain.

tinggal dicari ditelusuri sudut hati mana yang sedang tidak bahagia, lalu obati dengan resep yang kita sendiri paling tahu letaknya.

syukur rupanya penggenap cinta. ya.
buat apa kita beroleh apapun jika masih merasa berkekurangan?
ya. syukur itu penggenap cinta. yang membawa kita pada sudut pasrah ketetapan setelah sekuat hati bekerja.
begitulah...

kutatap lagi bola mata adik-adik di sekitaran. dari pertanyaan pertanyaan sederhana yang kadang membuat tertawa itulah sumber utama energi syukur yang tak bisa disudahi.
aku tidak tahu, apa dan mengapa kata kata tanya itu sering bermunculan.
intinya aku sangat membutuhkan penggenap syukur seperti mereka. darinya, aku mendapati banyak ilmu tentang jiwa.

memang benar kata Tolstoy
Cinta itu tidak butuh kata mengapa.

Comments

  1. suka sama kalimat "Move on dari jauhnya matahari-matahari di langit tinggi, dan menyukuri indahnya mekar bunga di tepian jendela."

    ReplyDelete
  2. :)
    Itu entah kenapa Mbak, selalu jadi motivasi yg sangat sakti

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU