kak DJ
Aku sangat beruntung mengenal waktu-waktu sehatmu,
waktu-waktu kuatmu.
Akhir Februari 2010, Ba’da Ashar
Sore itu syuro kaderisasi SKI se-sains, untuk kali pertama
bagiku yang masih sangat muda. Berlima, Pak Wawan, Kak DJ, Mb Rina, dan Pak
Hanif Biologi. Aku ingat, aku diminta bikin notulensi olehmu. Itu kali pertama
aku terpesona oleh pembawaan dan caramu memperlakukan dan memberi kepercayaan
padaku.
Selang beberapa waktu, sengaja aku mengejarmu, setelah satu
praktikum yang dilaksanakan di fakultasmu selesai kulakukan. Kita bertemu di
mushola MU, dan kau sabar menjelaskan padaku hal-hal yang bagiku terasa rumit
tentang kaderisasi. Aku heran, aku bukan apa-apamu, bukan adik kelasmu, bukan
binaanmu, bukan pula adik semasa SMA yang senasib diterima di UGM.
Desember 2010, 3 hari LK III bersama Sains-teknik, Piyungan
Bantul
Saat itu dari geo hanya datang bertiga, aku, samsul dan Okta.
Tiba saatnya diskusi masing-masing fakultas, tentang Ansos dan Renstra SKI
Fakultas. Diskusi dipandu Pak Sarif, karna aku sendirian peserta diskusi dari
geo yang putri, kau duduk disampingku dan menemani. Menjelaskan berbagai hal,
mengulang-ulang teori, dan menepuk nepuk bahuku : “Ayo, gak papa single
fighter! Kamu bisa Tim.”
Februari, Maret, April dan awal-awal 2011.
Aku mulai tahu kesibukanmu di AAI, juga urusan-urusan
anak-anak tarbiyah di fakultasmu yang harus kau urusi. Disela-sela ketemu, aku
sempatkan bertanya macam-macam. Kenapa MIPA banyak orang, kenapa begini, kenapa
begitu. Kutumpahkan juga kekesalanku ketika aku berharap banyak bantuan dari
teman di fakultasmu yang seangkatan denganku bersama-sama mengurus SKI, kadang
aku menemui kekecewaan.
Sekitar Mei 2011
Kita adakan LK II bersama Biologi, Geografi dan MIPA. Kita
sepakat bikin acara di lab Geospasial. Ah, kau tentu sangat ingat tentang hal
itu. Aku ngotot, kita kesana meskipun biaya ngk ada. Tambah lagi, kau
menawarkan pak Sutris yang dari kepanduan jadi instruktur outbond tapi aku
menolak. Pokoknya harus dari luar. Dan diundanglah dari Smart Syuhada yang
tentu saja berbiaya. Ingatkan Kak? Saat menjelang pulang kita adakan rapat
darurat, untuk soal talang menalang dana. Dan pak Sutris yang setia datang
membersamai acara merelakan uangnya, dan katamu diganti dengan uang BKK KMFM,
yang sampai sekarang tidak pernah diganti karna dulu kau menolak membahasnya.
Lalu sekitar Agustus 2011
Saat rombongan anak-anak Sains main ke rumah mbahku di
Seyegan. Berbanyak. Mas Pandu, Pak Wawan, Pak Sarif, Mbak Wiwik dan entah siapa
lagi. Tapi Kak DJ ngk datang. Disana kita iuran untuk kado Milad kak DJ yang
sudah terlanjur lewat, juga untuk Mb Anis dan Pak Reza.
Saat itu sudah beredar kabar kau operasi usus buntu –itu yang
pertama kali kudengar-
Kemudian kita lama ngk ada ketemu. Hanya kadang kalau aku
menyengaja membuat janji diskusi denganmu, aku seusai rapat-rapat acara
tertentu kita sempatkan diskusi. Bahkan aku sangat ingat, kau seringkali
menanyakan kabar adik-adik kelasku, gimana kabar mereka, kalau diadakan
upgrading responnya gimana, dan seterusnya.
Maret 2012
Para Murabbi kita membuatkan semacam dauroh di Wonolelo,
lereng Merbabu. Kita sekelompok, serumah, sekamar. Kau ingat kan Kak? Saat aku
terpilih jadi peserta terbaik dauroh itu, dan sebelumnya kita sempatkan banyak
diskusi tentang masyarakat sekitaran. Dan malam-malam dingin yang membuatmu
harus mengurut minyak dan sering mengaduh kesakitan. Ada Mbak Nadia disana, menungguimu,
menemani, dan darinya kubaca bahwa kau sakit, dan itu lebih dari sekedar usus
buntu.
Aku ingat kita bersisian jalan menyusuri lereng bebukitan.
September 2012
Kita sudah tinggal seasrama. Aku girang, tentu saja. Karna
waktuku mulai banyak kuhabiskan dengan teman-teman seangkatan, atau juga
adik-adik kelas di fakultas. Aku sering mendatangi kamarmu, hanya bertanya
persoalan yang tampaknya remeh saja.
Saat di asrama, kutahu kau bolak-balik ke rumah sakit.
Januari 2013
Kita boncengan dari Asrama ke lereng Merapi di Kali Kuning,
memenuhi undangan acara yang awalnya berangkatpun malas sekali rasanya. Di jalan
aku banyak bertanya, saat orang-orang sepertimu tak mengawasi orang-orang
seperti aku yang kadang-kadang lepas kontrol dalam bekerja.
Di situ kau beri aku satu kata sakti,
“Amanah itu hanya diberikan pada orang lemah Tim, shg
dengannya Dia menguatkanmu...”
Setelah itu, di asrama pun sakitmu kerap kambuh. JIH lagi
dan JIH lagi.
Saat itu aku belum berangkat KKN, kau ke JIH lagi dana ku
siang-siang sengaja menemuimu, bermaksud ikut jaga karna anak asrama yang
kosong diminta ikut kesana. Tapi rupanya sahabat-sahabatmu sangat bersegera dan
siaga. Aku disana bersama Mb Yuana dan Mb Nadia, juga Kak Yanua. Aku bermalam,
dan di sekiran Isya ada saja sahabat-sahabatmu yang datang dan meramaikan
suasana, di tengah-tengah mereka, tentu saja aku terasa asing.
Februari – Maret 2013 kau nekad KKN.
Usai KKN kau lebih sering di JIH dan Bekasi daripada
hari-hari di asma.
Juli Agustus 2013 aku KKN, dan setelahnya, saat perkuliahan
asma masuk semester tiga, kau fokus pengobatan.
Selebih itu, kabar-kabar dari anak Jakarta yang kerap
mampir. Aku juga baru tahu ternyata selain maag kau menderita kanker. Apalagi saat
dipergoki di kamarmu, kau pernah baca “Berdamai dengan Kanker” yang katamu
pemberian mb Yuana.
November, Desember 2013 sampai sore 4 Januari 2014 lalu baru
kudengar lagi kabarmu, saat mb Intan dan Kak Yanu menunjuk uang yang katanya
kau donaturnya, donasi untuk sebuah acara. Aku tanya kabarmu, dan mbak Intan
menyuruhku menghubungi langsung saja kau.
Dan ngk kesampaian, sampai akhirnya kabar di sabtu sore
sampai. Dan, aku ngk bisa histeris, hanya tersedat dan aku merasa kau pasti
bahagia di sana. Bersua Ibu dan adikmu yang sangat kau rindui.
Pagi tadi aku datang menemuimu, dengan rok yang kau beri
saat kau sengaja masuk kamarku, dan kita bicara panjang soal skripsiku.
Kau pulang, beriring do’a dan barisan panjang orang
kehilangan. Menyisa semangat dan inspirasi karya, meski nafasmu telah tiada.
Aku beruntung, sempat mengenalmu, di saat kuatmu, dan
saat-saat terkuatmu.
03022014
Blok roudhoh asma amanina, samping kamarmu, dulu..
Comments
Post a Comment