Terminal Terminal Percepatan
Berapa banyak event istimewa yang dilewati oleh
tiap-tiap manusia dalam setiap episode hidupnya? Hitung saja, mulai sejak
lahir, event kelahiran, bertambah tahun, event masuk TK, lulus,
masuk SD, ikut UNAS SD, lulus,masuk SMP, UN SMP, lulus, SMA, SNMPTN, masuk
kuliah, ujian pendadaran, wisuda, nikah, dan seterusnya sampai mati. Kesemuanya
adalah event wajib yang pasti dilalui.
Setiap tahapan pasti menyisakan dua variabel penting, yaitu
sekian pra event yang akan ditinggal, juga gerbang post event
yang akan membawa pada bertolaknya aktivitas dan perjuangan di level
selanjutnya.
Disini, saya melihat setiap event menjadi satu
terminal yang –biasa saja- artinya, hampir semua orang pasti mengalaminya. UN,
UNAS, SNMPTN, pendadaran, KKN, wisuda, menikah bahkan mati adalah hal lazim
yang setiap orang pasti mengalaminya. Dirasakan susah, sungguh, kesusahan bukan
monopoli kita seorang, pun bahagia, juga bukan monopoli kita seorang, karena
pasti ada sederet orang yang juga mengalaminya.
Tapi event yang ‘biasa saja’ itulah sejatinya ia
disebut terminal. Tempat biasa, yang banyak dilewati orang, yang setiap orang
yang berjalan pasti akan melewatinya, tapi disanalah sejatinya keistimewaan itu
tercipta.
Ya. dari hal yang ‘biasa saja’ itulah keistimewaan lahir dan
tercipta.
Pra dan post event, parameternya.
Setiap terminal yang kita singgahi, adalah parameter sejenak
dari kebahagiaan sekaligus target besar hidup yang berliku. Dan tiap terminal
itu adalah tempat sejenak mengisi kembali nafas panjang.
SNMPTN, adalah pemberhentian sejenak dari lompatan lompatan
prestasi dari kecil sampai usia SMA menuju satu tingkatan yang lebih tinggi
yang pasti meniscayakan berlipatnya nafas yang harus tersedia. Pendadaran dan
wisuda juga, adalah titik pemberhentian sejenak dari lompatan lompatan prestasi
sepanjang 4-5 tahun, menuju nafas panjang capaian prestasi yang lebih menukik
dan menantang lagi. Menikah, membangun karier, sampai akhirnya mati berkalang
tanah. Begitulah dinamikanya, begitulah roda perputaran hidupnya. Jangan dikira
ketika satu fase telah terlewati dan kita sampai pada titik pemberhentian
semuanya menjadi berakhir, tidak, sama sekali tidak, justru itu adalah fase
dimana kita dikatakan mampu dan selesai, dan diminta melanjutkan tantangan yang
lebih berliku, lebih meminta banyak konsentrasi kita sekaligus meminta
kesungguhan dan realisasi komitmen kita.
Tapi setiap pemberhentian adalah titik dimana bertolaknya
lompatan selanjutnya menjadi sangat luar biasa. Menjadi bukan lagi hitungan
matematis, tapi kuantum yang memberikan profit dan value yang tak
terduga.
Begitulah kita. Jauh di atas setiap pemberhentian yang akan
dilalui, memikirkan produktivitas pra dan post pemberhentian adalah hal
yang utama lagi mula mula. Karna jika dua soal ini selesai, perjalanan akan
semakin menantang, juga akan menjadi nilai tambah apakah amalan amalan dari
tiap fase kita benar benar murni amal dunia, atau kita telah berhasil
melipatgandakannya dengan nilai tambah berisi keajaiban yang nanti baru
terbalas di akhirat.
Inilah hidup. Inilah hal ‘biasa’ yang semua orang pasti
mengalaminya, tapi di perjalanan ini pula, pra dan post tiap
orang menjadi berbeda, menjadi tak sama, dan jenak jenak terminal pemberhentian
orang yang diselesaikan tidak bersamaan, disanalah letak titik-titik evaluasi
dan percepatan kita lakukan.
Dengan segenap pra ini, dengan segenap liku dari
terminal ke terminal berikutnya ini, semoga post atas pemberhentian
terakhirlah, tempat bersua terbaik dari perjalanan panjang yang kita lakukan. Sebut
saja ia, syurga.
Roudhoh 4
25 Februari 2014
00:46
Comments
Post a Comment