Mataram dalam Satu Bulan
Menjadi orang baru di tanah asing bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan kehadiran pendatang di kota mataram. Sejak pertama kali mendatangi kota ini, ambience yang tercipta seolah - olah kita sedang berada di kampung sendiri. Lingkungannya terutama. Seperti yang saya ceritakan di minggu pertama, tempat ini benar - benar sangat harmonis antar satu pemeluk agama dengan yang lain. Simbol simbol agama terpampang dengan jelas dan tidak ada masalah dengan itu. Biarkan perdebatan hanya terjadi di tempat bernama sosial media, tapi kenyataan di lingkungan sini sangat jauh dari situ. Apa yang lebih membuat orang bisa berdamai daripada kesadaran bahwa setiap kita, seperti yang disebut saraswati dalam cuitannya “lemah, takut, dan retan”, “menempati bumi dalam waktu sementara”? Mungkin nuansa seperti itulah yang tercipta disini. Selain lingkungan, orang - orang yang saya temui adalah sisi menarik lainnya. Bahwa bumi bulat dan sangat kecil benar adanya. Rata - rata orang di kantor ada...