JAWABAN KENAPA KITA INI ADA
Organisasi ini, organisasi itu, perkumpulan ini, perkumpulan itu, komunitas ini dan komunitas itu, atau entah berapa banyak lagi gabungan gabungan, kelompok kelompok hobi, dan keluarga ini keluarga itu yang diikuti. Banyak, dan luar biasa. Ialah ketika kita memutuskan diri untuk tak sekedar hidup bagi diri sendiri. Tapi bisa memberi arti, kontribusi (kalo yang ini berat), dan bisa mewarnai lingkungan kita dengan kebermanfaatan kita bagi selainnya.
Perkara ada sertifikat, dapat konsumsi gratis yang memikat, lebih lebih eksistensi dan dikenal banyak orang karena posisi yang tengah kita tempati itu adalah efek samping yang niscaya dan pasti kita peroleh sebagai konsekuensi logis sunnatulloh takdirNya.
Tapi kita telah belajar lebih dari itu. Lebih dari sekedar panjangnya kelak CV yang akan kita buat suatu ketika. Lebih dari itu. Meskipun tak kita pungkiri, ini pun tetap perlu.
Kita punya cita cita langit. Visi yang mengangkasa. Mimpi yang mengudara dan terruas ruas dalam tangga untuk bisa setinggi bintang di malam yang membuatnya tak gulita.
Kita punya itu.
Dan mencoba menerjemahkan itu dalam kesibukan kita, kekuatan dan keterampilan kita menata dan mengaturnya. Sekaligus belajar bersama banyak saudara dengan beragam karakter yang berbeda, sebagai satu diantara banyak sarana, agar kita semakin sadar betapa kecilnya kita, dan betapa Besar dan Kuasanya Sang Maha Pencipta.
Ya. Karena kita punya Sang Dia. Sehingga apapun kesibukan kita, apapun kegiatan, komunitas dan perkumpulan perkumpulan yang kita ikuti, berikut seluruh efek samping yang ditimbulkannya, semata mata adalah untuk semakin meninggikan kalimatNya, tidak kurang tidak lebih :D
Namun kadang, heran memang. Disana ketemu dia. Disana, ketemunya dia dan dia lagi. Di sebelah yang sana lagi, lha kok ketemunya sang dia dan dia. Jadi pun banyak sekup sekup perkumpulan yang ada, lakon lakonnya hampir sama, lakon sekali lagi, sedangkan yang selainnya tentu tak kita nafikan yang lain pun banyak.
Disinilah kadang harus kita sadari, mungkin memang Alloh beri ni’mat kesempatan kesempatan untuk menjadi lakon itu (ataukah ini sebentuk ujian lagi? Allohu A’lam). Dan kemudian, ini menjadi kesadaran sendiri, ketika memang hanya itu dia dan mereka lagi, nah yang selanjutnya adalah mengekspansi dan melebarkan sayap agar kitalah lakon yang akan menciptakan lakon lakon baru lagi. Membentuk pribadi pribadi baru lagi, yang kelak akan menjadi lebih dan lebih dari kita saat ini.
Ya. Karena mimpi kita mimpi panjang yang kan berujung realita. Dan kita percaya akan itu.
Setelah kemarin lakon lakon perjuangan menancapkan mimpi akan ini, maka sekaranglah kita perealisasi dan menambahkan mimpi baru lagi. Lagi dan lagi. Lakon lakon yang terus bergilir tak kenal henti, terus meninggikan asa dan cita. Maka tak usahlah risau sobat, perjuangkan, dan bangun lakon lakon selanjut kita.
Maka sampailah pada titik temu, kenapa ini menjadi ada. Ya. Bersuanya lakon lakon untuk “sejenak pulang” untuk selanjutnya meneguhkan eksistensi yang tak sekedar eksistensi, tapi menumbuhkan cita cita langit yang kadang tergempur pesimis, untuk menumbuh menyiram suburkan, tanaman tanaman peradaban, agar suatu saat, Bumi ini, Cita besar ini, tumbuh melangit melenyap kegersangan. Semata, Li Ilaa Kalimatillah…
# Asma Amanina: Tegar Hingga Puncak Harapan, mumpung malam Ahad, libur tak setoran.
Comments
Post a Comment