Jalaran Sanak, Jalaran Tresno
Hidup di tengah kehidupan pedesaan yang polos seringkali membuat kita menghela nafas panjang. Merasai pola pikir yang sederhana, jauh dari keriuhan, dan jauh dari banyak keinginan keinginan. Anti politik? Ah tidak juga. Politik bersih, ya, barangkali itu jawabnya. “aku ki ora melek politik, dadi mujudke nek aku dadi “wong” aku yo tetep nyoblos.” (aku tu tidak tau menahu politik, jadi bentuk bahwa saya ini “orang” saya juga tetap nyoblos) “aneh wae nek dikiro milih dhe’e karo kae, edan po. Awake dhewe wes urep saknggon sak panggonan, yo mesthi wae ndukung kanthi lila lega” (aneh aja kalau dikira milih dia (nunjuk satu calon) sama dia (nyebut nama tetangga). Kita ini udah sehidup semati, ya pasti mendukung dengan sukarela” “jalaran sanak, jalaran tresno” (karena persaudaraan, karena cinta). Jadi alangkah jahat dan tercela, nilai bersih itu begitu licin dinoda oleh para pembeli suara dengan hantaran amplop berisi seratus dua ratus ribu. Masih lazim. Masih banyak fen...