#untitled

Ketika kau datang, terlambat, dengan setengah bagian rokmu kuyup oleh hujan, kaos kaki dan sandal gunung yang tak sempat kau ganti, memasuki masjid, menata hati dan menyiapkan senyum lebar.
Di dalam disambut 8 matahari bermata binar. Lari kejar-kejaran. Merubah tumpukan karpet menjadi rumah-rumahan. Lalu tiba-tiba satu orang diantaranya menangis, keras. Ditanya diam, hanya meronta meminta pulang. “nggak mau ngaji! Mau pulang! Takut hujan!” tak ada kalimat jawab, hanya seketika nalurimu membuat tangan bergerak mendekap. Menggendong dan mengantarnya pulang. Meminta yang lain tenang dimasjid merapal hafalan annas sampai al humazah, dan mereka patuh, duduk, dan melingkar.
Ada rumitan rasa yang tak bisa kujelaskan.
Hujan. Dan sore ini yang menaungkan lembayung biru. Terima kasih, Alloh.

Tulisan entah kapan yang saya tulis. Tiba-tiba saya merindukan matahari-matahari sore hari itu :)

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU