Review Kebebasan Wanita Jilid 1

Judul Buku       : Kebebasan Wanita 1
Penulis             : Abdul Halim Abu Syuqqah
Penerbit           : Gema Insani Pers 

(Review by Siti Fatimah, anggota komunitas Indonesia Membaca 2)



Buku Kebebasan Wanita karya Abdul Halim Abu Syuqqoh ini terdiri atas 6 jilid. Dengan tema spesifik pada masing-masing jilidnya. Pada buku jilid pertama, banyak dibahas tentang karakteristik wanita muslim, dengan mengambil rujukan pada Al Qur’an dan Shahih Bukhori Muslim. Buku jilid pertama dibagi menjadi 2 bab, bab pertama berjudul karakteristik wanita yang diceritakan dalam Al Qur’an, sedangkan Bab II karakteristik wanita yang dijelaskan dalam kitab Shahih Bukhori Muslim. 


Bab I

Karakteristik Wanita dalam Qur’an

Pasal 1 : Sebagian Karakteristik Wanita

Prinsipnya, semua khithab (ajakan dan seruan) yang dialamatkan pada laki-laki dan perempuan adalah sama. Perbedaan hanya bersifat terbatas, dan itu ditegaskan dengan jelas oleh Alloh melalui Nashnya.

Persamaan-persamaan wanita dan laki-laki :

(1)    Laki-laki dan perempuan berasal dari diri yang sama (an Nisa : 1),
(2)     Kesamaan dalam tanggung jawab kemanusiaan (ikut turun ke arena jihad, berhijrah,  melakukan amal-amal saleh, balasan atas perbuatan jahat).
(3)     Kesamaan dalam mendapatkan keadilan dan bebas dari diskriminasi (dulu jaman Jahiliyah, kelahiran anak perempuan tidak disukai orang tua,  penguburan bayi perempuan, malu dan takut miskin)
(4)    Kesamaan untuk mendapatkan makanan yang halal (pada masa jahiliyah, al An’am : 139 ada orang laki-laki mengatakan ini makanan boleh dimakan laki-laki, tapi haram bagi perempuan)
(5)    Kesamaan dalam hal perkawinan. (Dulu jaman jahiliyah, wanita dijadikan warisan, ibu dan anak perempuan dinikahi sekaligus, sehingga memperburuk hubungan kekeluargaan)
(6)    Penegasan tentang karakteristik perempuan :

Al Lail 1-4 : Bahwa memang laki-laki dan perempuan, bahwa USAHAmu berbeda-beda
An Nisa 32 : jangan iri hati, siapapun akan beroleh apa yang diUSAHAkan
Al Hujurat 11 : jangan berolok-olok
Al Ahzab 36 : laki-laki dan perempuan mukmin taat pada ketetapan Alloh
An Nur 11-12 : Laki-laki dan perempuan mukmin berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri
Nuh 28 : hak masuk syurga orang beriman laki-laki dan perempuan.
Muhammad 19 : Mohonkanlah ampun, bagi orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
AL Ahzab 35 : Alloh berikan ampunan bagi laki-laki dan perempuan (yang muslim, yang mukmin, yang tetap dalam ketaatan, yang benar, yang sabar, yang khusyu’, yang bersedekah, yang puasa, yang memelihara kehormatan, dan yang banyak menyebut nama Alloh)
Al Hadid 18 : Alloh lipat gandakan pahala, bagi laki-laki dan perempuan yang bersedekah.
At Taubah 72 : Laki-laki dan perempuan berhak atas syurga
Al Fath 5 : Laki laki dan perempuan berhak masuk syurga dan ditutupi kesalahannya oleh Alloh.
Al Hadid 12 : Laki-laki dan perempuan yang mukmin mendapatkan cahaya di hari akhir, beroleh kabar gembira.
At Taubah 67-68 : Laki-laki dan perempuan munafik, yang menyuruh kemungkaran mencegah kebaikan, akan mendapat balasan yang sama.
Al Fath 6 : Kebinasaan bagi laki-laki dan perempuan yang munafik dan musyrik dan berprasangka buruk kepada Alloh.
Al Ahzab 73 : Alloh mengazab laki-laki perempuan munafik, laki-laki perempuan musyrik. Dan menerima tobat dari laki-laki dan perempuan mukmin.
Al Hadid 13 : laki-laki dan perempuan munafik, terbatasi dinding dari mendapatkan cahaya.
Al lahab 1-5 : Laki-laki dan perempuan masuk ke dalam api yang bergejolak (Kisah Abu Lahab dan istrinya).

(7)    Kemandirian dan kemerdekaan untuk memilih mukmin dan kufur

88)    Kedudukan wanita dalam keluarga

-          Sumber ketentraman
-          Menjadi jundinya suami
-          Mendapatkan keseimbangan hak dan kewajiban
-          Berdandan dan melemah dalam perdebatan adalah pencirinya
-          Menetapi aturan poligami, thalaq, dan memperoleh hak atas thalaq

(9)    Kesamaan dalam keikutsertaan persoalan warisan

-          Ditetapkan ikut serta memeproleh hak
-          Mendapatkan bagian sesuai ketentuan

(10) Kesamaan ikut serta dalam hijrah (jika dia bukan kalangan tertindas)

(11)Kesamaan ikut serta dalam tolong menolong dan amar ma’ruf nahiy munkar

(12)Kesamaan dalam bersama-sama laki-laki menghadapi kesulitan dan bencana

(13)Kesamaan dalam ikut serta bermubahalah

(14)Kesamaan di hadapan hukum pidana

(15)Kesamaan dalam menjadi saksi. Dan kesaksiannya setengah dari kesaksian laki-laki.

Menjaga citra dan martabat perempuan à menuduh wanita baik-baik berzina adalah dosa besar

Dasyatnya fitnah antara laki-laki dan perempuan à perempuan dan laki-laki bisa sama-sama saling mendekatkan pada godaan syaitan.

Keikutsertaan Wanita dalam kehidupan sosial yang bertemu dengan kaum laki-laki.

-          Pada zaman Nabi Ibrahim, istri beliau melayani tamu, dan suaminya duduk bersama mereka
-          Pada Zaman Nabi Musa, putri-putri Nabi Syuaib ikut antri memberi minum ternak
-          Pada zaman Sulaiman, Balqis dalam pengelolaan kenegaraan.
-          Pada Zaman Rosululloh Muhammad SAW, wanita mengajukan gugatan

Etika ketika bertemu laki-laki

-          Menahan pandangan
-          Menutup seluruh tubuh kecuali kedua telapak tangan dan wajah
-          Tenang dan terhormat dalam  gerak gerik
-           Serius dan sopan dalam berbicara

Pasal 2 : Sikap-sikap yang Baik dalam Al Qur’an.

Dalam pasal ini dicontohkan beberapa teladan wanita dalam Al Qur’an

1.       Ibu nabi Musa AS dan kepatuhannya kepada Alloh SWT à ketaatan dalam menerima perintah untuk menghanyutkan Nabi Musa yang masih bayi, dan meneguhkan hatinya dari keinginan untuk mengaku sebagai ibu Nabi Musa di depan Fir’aun.

2.       Saudara perempuan Nabi Musa AS dan kehebatan siasatnya
Saudara perempuan Nabi Musa AS menjadi intel, dan menyodorkan nama Ibu Kandung Nabi Musa AS di hadapan Fir’aun sebagai penyusu untuk bayi nabi Musa AS

3.        Gadis Kota Madyan dan kekuatan Firasat
Permintaan Gadis Kota Madyan (beberapa mengatakan anak dari Nabi Syuaib) untuk mengambil Nabi Musa AS untuk bekerja di tempatnya, karna firasatnya yang mengatakan Nabi Musa sebagai sosok yang terpercaya.

4.       Istri Fir’aun sebagai perempuan yang teguh keimannya.

5.       Nazar Istri Imran untuk menyerahkan anak yang masih dikandungnya demi kepentingan Agama Alloh.

6.       Khaulah binti Tsa’labah, perempuan teguh dan pemberani yang mengajukan gugatan dan mendapatkan jawaban langsung dari Alloh SWT.

7.       Beberapa kepribadian tokoh-tokoh wanita :

-          Ratu Saba’ (beliau adalah sosok wanita yang mampu memimpin kerajaan yang luas dan kaya, dan apabila menghadapi persoalan, beliau senantiasa menyampaikan dan bermusyawarah dengan penasehat kerajaan yang ada di sekitar beliau. Ratu Balqis juga diceritakan sebagai pemimpin wanita yang mampu memahami resiko, dan begitu mendengar perintah kebenaran, langsung tanggap dan menyatakan beriman).


-          Maryam putri Imran (Beliau adalah wanita yang dinantikan kehadirannya oleh keluarga Imran, sampai dinazarkan sebelum kelahirannya. Jika lahir anak laki-laki maka akan diinfaqkan untuk mengurus Baitul Maqdis, dan kenyataan yang lahir adalah perempuan. Dan Alloh SWT menenangkan hati sang Ibu denganmenerima Maryam untuk menjadi pelayan di Baitul Maqdis. Dan sesuai Sabda Rosululloh SAW tentang kesucian Maryam, setiap anak Adam akan disentuh Setan, kecuali Maryam dan anak laki-lakinya). Maryam di beri ujian sekaligus karunia melahirkan Isa tanpa Bapak yang sekaligus menjadikannya fitnah di antara kaum Yahudi, dan Maryam di pilih Alloh diatas segala wanita. 

Bab II
Karakteristik Wanita dalam Kitab Sahih Bukhori dan Muslim

Karakteristik wanita muslim yang dijelaskan dalam beberapa kisah para sahabat dirangkum dalam beberapa periwayatan hadits Bukhori Muslim. Dalam bab ini dijelaskan enam pasal, meliputi Beberapa karakter wanita muslimah, Beberapa sikap mulia wanita, Kekuatan pribadi muslimah serta kesadarannya akan hak dan kewajiban, kepribadian wanita, salah paham atas hadits-hadits shahih tentang karakter wanita dan yang terakhir adalah beberapa komentar tentang kepribadian wanita muslimah.

Karakteristik Wanita muslimah.

Dicontohkan dalam pembahasan buku ini  beberapa kisah perempuan jaman Rosul SAW yang menjelaskan karakter mandiri (menerima seruan islam dengan kesadaran sendiri, mendahului kaum kerabat yang lain, dan mengajak kaumnya yang belum masuk islam untuk masuk dan beriman), karakter wanita yang berusaha memperoleh pendidikan dan pengajaran sampai dengan tingkat yang membantunya menunaikan tanggungjawab, ikut serta dalam meriwayatkan pelajaran dari Rosul SAW kepada generasi selanjutnya, para wanita ikut serta dalam ibadah yang dilakukan secara berjamaah (sholat fardhu, sholat gerhana, shalat jenazah, i’tikaf, haji), ikut serta dalam perayaan umum (pesta perkawinan, pesta hari raya, penyambutan tamu), ikut serta dalam aktivitas sosial (bekerjasama mengadakan perayaan, menyiapkan tempat untuk tamu dan kiprah dalam melakukan kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat), keikutsertaan dalam kegiatan politik (hijrah dari kampung halaman untuk menyelamatkan diri dari kekafiran, menyampaikan aspirasi pergantian penguasa, menentang kezaliman penguasa), peran serta perempuan dalam angkatan bersenjata (sesuai kodratnya, misalnya dengan menjadi anggota logistik, kesehatan), dan kontribusi wanita dalam profesi (pertanian, peternakan, perawatan medis, pengusaha dsb).

Lebih lanjut dalam pasal selanjutnya dijelaskan sikap mulia para wanita, antara lain kisah wanita yang berkorban di jalan Alloh (kisah wanita dalam Ashabul Ukhdud, yang masuk ke dalam api), kisah wanita yang mengharapkan kesempurnaan dalam ibadah, wanita yang senang beribadah (saking gemarnya melakukan ibadah sampai memasang tali di masjid dijadikan penopang ketika Sholat), berinfaq dan bersedekah, berbuat baik kepada kedua orangtua (ketika masih hidup maupun sudah meninggal), tawakkal kepada Alloh, sabar menghadapi cobaan, konsisten menjaga kehormatan diri, cepat mengakui dosa atau kesalahan, hingga minta dirajam demi mensucikan dirinya yang telah lalai melakukan dosa.

Wanita dalam menuntut Hak dan Kewajibannya.

Dikisahkan dalam kitab Shohih Bukhori dan Shohih Muslim, beberapa tuntutan hak dan kewajiban yang dilakukan oleh para wanita pada masa kenabian dulu. Beberapa diantaranya adalah wanita yang menuntut kesempatan belajar yang sama, wanita yang mengesampingkan rasa malu demi mempelajari persoalan yang belum dimengerti, memikirkan dan menanyakan hukum-hukum fiqih (menghajikan bapaknya), dan wanita mempertahankan hak-haknya dalam persoalan perkawinan dan perceraian dengan suami mereka.

Kepribadian wanita juga diceritakan dalam kitab Shohih Bukhori. Jika pada penceritaan karakter perempuan dalam Al Qur’an, diceritakan kisah Asiyah binti Muzahim dan Ratu Bilqis, maka dalam Kitab Shohih Bukhori Muslim dinukilkan kisah-kisah wanita istimewa lainnya. Antara lain :  Sarah istri Ibrahim AS : kecantikan yang luar biasa, menghadapi cobaan dengan tenang, penuh ketawakkalan pada Alloh, mampu menganalisi resiko yang harus dihadapi, menerima tamu dan mendengarkan dengan baik kabar gembira yang sampai padanya. Hajar Ibu Ismail AS. : penuh tawakkal pada Alloh, tenang dalam pengasingan daerah terpencil, hingga Alloh karuniakan kemuliaan dengan anak beliau sebagai Nabi, dan membangun bumi yang gersang mekkah menjadi pusat kegiaatan saat itu. Khadijah binti Khuwailid : istri yang mendampingi saat-saat sulitnya suami, penuh kasih sayang, cerdas dan tawakkal. Fathimah Az Zahra putri Rosululloh SAW : penuh perhatian kepada Ayahnya, rumah tangganya, menjadi anak yang sangat dicintai Rosululloh. Aisyah Ummul Mukminin : pencinta dan sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan, bertanggung jawab dan memiliki dedikasi ilmiah yang tinggi. Ummu Salamah Ummul Mukminin: sabar dan cerdas. Zainab binti Jahsyi Ummul Mukminin, Ummu Sulaim Al Ghumaiza binti Milhan : keislaman sebagai mahar pernikahannya, Asma binti Abu Bakar, Asma binti Umais dan Ummu Athiyah al Anshariyyah.

Islam datang salah satunya dengan misi pembebasan wanita, meninggikan derajatnya yang dijatuhkan pada masa jahiliyah, untuk dimerdekakan hak dan kewajibannya, diakui hak kepemilikannya. Kepribadian, baik laki-laki dan perempuan adalah karakter khas, tidak benar jika satu dan yang lainnya saling berusaha sama apalagi memaksa diri untuk seragam. Menjaga kekhususan karakter masing-masing adalah bagian dari menonjolkan status kemanusiannya yang telah Alloh ciptakan.

 END


Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU