KARENA PERTAMA : TUNAS RISALAH INI BELIAU SEMAI DENGAN CINTA (2)



Usia 25 tahun, menjadi pertumbuhan atas tunas tunas yang dulu telah tersemai. Mengawal Rumah Tangga peradaban setelah bertemu dan menjalankan bisnis yang diinvestasikan wanita mulia di tanah Makkah, Khadijah Binti Khuwailid. Dengan berbayar mahar 20 ekor unta muda beliau nikahi wanita ini, menjadi istri satu satunya sampai sang Khadijah meninggal dunia. Istri yang memberikan keturunan keturunan mulia. AlQosim putra pertama, Zainab binti Rosululloh, Ruqoyyah, Ummu Kutsum yang diperistri Umar, Fathimah yang menurunkan ahli bait pemuda penghulu syurga Hasan dan Husain dan putra dari Khadijah terakhir Abdullah. Ya. Rumah tangga cahaya, yang disana ada kasih, ada pembinaan akhlak dan pekerti, maka tak heran bagaimana mulianya putra putrinya melanjutkan simpul peradaban.
Ya, pernikahan dengan Khadijah yang penuh aneka, yang sampai dengan meninggalnya pun Rosululloh selalu ada waktu untuk mengenang dan memujinya. Kelak ketika persemaian Risalah tumbuh dan meniscayakan turunnya Nubuwwah, sosok sosok hebat inilah yang setia mendampingi, tak peduli lingkungan mencerca, tapi justru sebaliknya, diselimuti ketika ketakutan menghadapi keanehan luar biasa yang Muhammad pra diangkat belum pernah mengalaminya, lantas diajak menghadap paman Khadijah untuk menceritakan kejadian yang ternyata telah tertulis dalam kitab kitab para Ahli kitab yang terdahulu.
Ya.
Usia 35 tahun kembali menegaskan keluhuran budi Rosululloh, gelar Al Amin yang tersemat. Dengan kebijaksanaan beliau, dengan keluhuran pekerti beliau, menyelamatkan dari peperangan antar kabilah karena perebutan kuasa atas peletakan hajar aswad.
Ya.
Dan sampai sebelum masa nubuwwah, akhlak yang mulia selalu Alloh jaga atasnya. Kebencian terhadap berhala, tertutupnya telinga dari hiruk pikuk dan suara suara jahiliyyah pada zamannya, dan tentu, penjagaan atas lahiriyyahnya, tak sekalipun beliau menampakkan auratnya. Muamalah yang senantiasa beliau jaga, menghormati tamu, memulyakan tetangga, mengayomi fakir  miskin, anak yatim, dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran di bumi,.
Inilah dia, benih Nubuwwah yang tersemai dengan cinta. Menjadi satu dengan pembentukan rumah tangga mulia, hingga terlahir di sekelilingnya orang orang pertama yang ketika kelak risalah Nubuwwah tiba, begitu sigap membersamai, meringankan beban dan mendampingi untuk terus menempuh solusi. Lahirlah permata permata kenabian, yang kelak ikut membesarkan bias bias  peradaban Risalah Islam, dari Fathimah putri tercinta yang setia, yang ketika kelak Rosululloh meninggal adalah orang pertama yang menyusulnya, dan putra putri terkasih lainnya yang mewarnai rumah tangga beliau dalam harmoni rumah tangga mulia…
Ya inilah dia, Risalah Nubuwwah tersemai dengan Cinta, terejawantahkan dalam keluhuran budi, pekerti, akhlak dan harmoni.
Allohu A’lam.
(selesai) 

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU