SURAT



Apa yang teman teman bayangkan ketika membaca judul diatas? Kertas warna pink surat cinta gorilakah? Yang tak tergantikan meskipun sekarang fungsinya telah tersubstitusi dengan sms, message atau status fb, atau yang lebih mirip adalah email. Atau? Teman teman bayangkan surat panggilan kerja atau pengumuman beasiswa? Setelah dari kemarin kemarin mondar mandir menenteng map kesana kemari (ini ter-shibghoh sinetron jadul yang sontreknya “…mondar mandir di keramaian kota, hati yang binguung, lamaran kerja ditolak,, entah tau kenapa, kurang syaratnya… (apa ya judulnya :l)”, atau metafora yang lain dari kata surat? Apa yang terbersit, saya yakin, teman teman pernah merasa istimewa dengan “surat” yang saat in terbayang di benak teman teman :D
Kali ini saya punya cerita spesial tentang surat. Tepatnya Surat Ijin Mengemudi, sama Surat Tanda Nomor Kendaraan, eh bener kan ya singkatan STNKnya itu?
Ceritanya ni baru saja tadi pagi “pongah” ngomong ke teman seasrama, sebut saja namanya Firda, kalo saya, walo gak pernah punya SIM gini, sekalipun belum pernah kecegat polisi di pinggir jalan atau ketilang kena razia. Alhasil, siangnya, pas hape berdering tulilalilut meminta segera datang ke GSP nyambut makhluk yang namanya maba atau sekarang lebih lazim disebut sebagai gamada (konon dikasi nama ini biar keren, biar gak diskriminatif kata yang terhormat bapak rektor yang baru). Eh, lagi pikiran nerawang bernostagia jaman jaman ospek unyu unyu dulu, gedubrak jedher, di depan sudah Nampak penampakan papan bertulisakan “RAZIA PATUH MERAPI” dan nampaklah bapak bapak tegap nan ganteng (ampun) kesana kemari pegang peluit. Lah dalah, hoki bener nasib hari ini,
“STNK mbak?”
“ SIM mbak?”
“aa.. aa..aa, anu pak, ada di rumah temen Pak”,
“gak ada berarti?”
Iya Pak, iya,
Oke mbak, silakan ikut yang bapak itu.

Walhasil terus teranglah saya bahwa saya gak bawa surat surat apa apa. Bahwa motor yang saya pake adalah motor mbak Erna, habis dipake temen yang lain dan dipakenya ini motor adu keren sama motor lain, dan naasnya ni motor, harus mengakui keunggulan motor lawan, dan menyerah pasrah slebornya (itu lho, pelindung di atas ban) lecet dan sedikit rompal. Pasca diadu, motor masuk Omega bengkel Jakal km 4,5 dan baru saya ambil pagi ini, dengan surat masih ditahan teman yang kemarin make, dan saya waton pedhe ngendarai nyusuri ringroad utara ke arah jalan Tasura.
Pak polisi ternyata gak ambil pusing, dan okelah, yang penting saya jujur (walopun jujur, tetep aja hukuman tak serta merta ilang), jujur boi, bener bener bikin hati plong dan pikiran gak ada beban aneh aneh. Polisi pergi, membuat saya mikir setengah bengong. Nah, disini pemandangan demikian menarik, ada bapak bapak, merogoh kocek dan bilang blak blak-an, segini kurang gak pak? Ada juga ibu ibu malu malu, sediit genit menyodorkan dompet. Ah manusia, manusia, kalian begitu lucu, menjual trust dengan harga yang teramat murah.
Menunggu teman yang bersedia nganter STNK, mendadak saya ingat target saya hari hari jelang Romadhon saya harus nyetak tulisan, apapun itu, intinya tentang prepare jelang Romadhon. Ampun, bikin tulisan yang idenya artificial-by design ternyata sangat sangat susah, lebih susah berlipat lipat dibanding “Tring” ada ide karna lihat sesuatu trus itu ide ditumpahkan jadi satu tulisan, ah kayaknya saya perlu gosok menggosok bakat saya, menempa lebih giat apa yang disebut sebagai kemampuan dan kemauan menulis ini, ya, setidaknya menulis skripsi kan by design ya? Gak bisa tring ada ide trus terlontar tulisan dan kata kata perlu dibuktikan kebenarannya :l
Panas, dan bingung mau ngapain, ada sih waktu  nunggu dipake sejenak buat tilawah, tapi kok ya gimana gitu. Walhasil terbukalah ransel, dan keluarlah leptop. Menepi, duduk diemperan jalan, nulis ni tulisan.
Romadhon yang tinggal menghitung hari, 3 hari lagi bahkan, Ramadhan sang tamu agung akan segera hadir, dengan segala hiruk pikuk sambutan konsumtifnya, tu buktinya iklan marjan special ramadhan sudah nongol. Romadhon, kewajiban puasa sebulan penuh, yang membelajarkan kita “Tasyabuh bil Malaikat”, karena sejatinya ada dua pribadi yang bercokol dalam diri seorang manusia, satu adalah binatang, satu lagi adalah malaikat. Makan, hasrat ketertarikan kepada lawan jenis, minum, tidur adalah pribadi yang dekat dengan pribadi hewan, maka bersyukur, bertasbih, tindak baik, tha’at, mendengar, tak melawan, adalah pribadi malaikat, dan Ramadhan adalah tarbiyyah alias pembinaan menyerupakan diri agar perilakunya lebih dekat ke malaikat setelah 11 bulan yang lain mungkin aspek ‘seperti’ hewan yang lebih dekat dengan pribadi kita. Maka tak heran, jika utama utamanya bulan Romadhon adalah di sepuluh hari terakhirnya, disaat I’tikaf adalah ibadah terutama, yang sebenar benar menyerupakan kita untuk terus terusan menahan diri agar diam berdzikir tak keluar dari masjid. Pun juga dengan hari rayanya, tuntunan Rosul mengajarkan banyak tasbih, takbir dan tahmidnya, disusul hari kedua sampai keenam adalah dengan puasa sunnah muakkad syawalnya. Romadhon = Tasyabuh bil Malaikat J
Haha, tapi apa coba yang terjadi. Lihatlah, iklan sinetron special romadhon sudah lama nongol di layar kaca. Iklan iklan makanan minuman satu satu muncul, toko toko pinggir jalan, warung warung makan, semua bersiap, menyambut bulan yang barangkali akan melipatgandakan keuntungan yang nanti bakal dperoleh. Lalu letak tasyabuh bil malaikat-nya dimana coba?  :l
Perintah puasa Romadhon jelas, kutiba ‘alaikumussyiam.. diwajibkan atas kamu berpuasa, surat al Baqoroh 183. Wajib saudara saudara, dengan tak sekadar berlapar lapar dan berhaus haus, tapi berpuasa, menahan diri, dari segala yang bakal membatalkan. Menahan dari melihat yang haram, menahan dari nggibah, ngegosip, dan menahan dari segala yang harus ditahan. Ayat keharusan puasa, yang turun pada tahun kedua hijriah, ya, turunnya ayat di Madinah, pasca Rosululloh hijrah, meskipun kebiasaan puasa tiga hari di tiap tiap tengah bulan sudah biasa Rosul lakukan semenjak di Mekkah. Di padang pasir yang panas luar biasa, menahan diri tak meminum air di tengah hamparan sahara, jauh cobaannya, dibanding puasa yang biasa terlaku oleh orang Indonesia, apalagi Jogja.
Dan Alloh maha kasih maha sayang, yang sakit atau dalam perjalanan dibolehkan tak melaksanakan, asalkan dihari lain siap menggantinya. Dan puasa, sebagaimana firmanNya dalam hadits qudsi, adalah ibadahNya, untukNya, dan Dialah yang berhak menggantinya dengan pengganti terbaik yang disiapkanNya.
Seperti hendak bepergian pake motor diawal tadi, puasa pun perlu pemersiapa. Jika berjalan jauh pake motor wajib bawa helm, dan –sekali lagi- surat surat, maka jauh lebih banyak yang perlu disiapkan untuk perjalanan panjang di bulan suci ini dengan senarai bekal. Ilmu, fiqih dan keutamaan keutamaan puasa, bekal fisik, kesehatan, kebugaran dan persiapan olahraga beraturan, keutamaan maliyah alias harta untuk berbanyak banyak sedekah juga dipersiapkan, terlebih dari itu, bekal taqwa adalah seutama utamanya perbekalan :D
Seperti halnya berjalan jauh pake motor untuk satu tujuan sama, bolehlah pakai beragam ijtihad selama hokum asalnya boleh. Misal dalam penentuan awal dan akhir puasa, ru’yatul hilal, isti’mal dan hisab atau perhitungan. Serahkan pada ahlinya, dan yakini yang menurut kita yakin. Hilal berdasarkan prediksi besok hari jum’at belum terlihat pake teropong, karna baru satu koma sekian, tapi menurut hisan, satu derajat pun itu kan juga sudah kenaikan bulan baru? Jadi semuanya benar kan? Yang satu melihat pada bukti riil, satunya mendasarkan pada perhitungan, sebagaimana kita pun ketika mendeskripsikan waktu sholat melihat ke jam walau pada kondisi tertentu melihat juga kondisi alam. Jadi semua tak perlu diriuhkan kan? Toh semua perbekalan siap, surat surat siap, dan jalan yang ditempuh tak menabrak marka. Indah bukan namanya tasamuh dan tenggang rasa? Kecuali pada hal hal yang ushul tentu saja.

Hmm, surat, persiapan, dan puasa. Ternyata sinkron ya?
Eh, Mbak ayun sudah datang, STNK sudah ditangan, laptop ditutup, dan lanjutlah perjalanan.
Selamat menempuh ibadah puasa kawan :D


Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU