Edelweiss Itu, dia Mengajarkan Inisiasi, Keberlangsungan, dan Keberlanjutan



Adalah tempat yang jauh untuk bunga mekar cantik seindah itu. Konon warna sesungguhnya putih, bersih, apatah lagi tinggalnya di jauh pucuk atas tanpa kontaminasi reriuh debu. Jangan heran dengan ia yang cantik. Ia terlahir memang untuk memutihkan jiwa jiwa yang mulai terkontaminasi pragmatisme hawa perkotaan dan jiwa serakah manusia. 

Edelweiss di elevasi tinggi sana, pertama mengajarkan hikmah bernama inisiasi. Inisiasi adalah pioner. Pernah belajar biologi dulu zaman SMA? Kenalkah kalian dengan suksesi? Mulai dari lumut tumbuh di sana, melapukkan cadas keras bebatuan beku, dan kemudian tertumbuh atasnya sekerumun perdu, ilalang, dan mulailah lamtoro akasia tumbuh berserakan. Menggerombol, menghutan, dan mekanisme itu terus berjalan. Dari edelweiss, kita belajar inisiasi. Pioner. Karena ia juga lahir di mula mula perdu ditumbuhkan. Pada kancah hidup real, menjadi edelweiss adalah hak kita semua. Ajaran agama kita yang mulia menolak taklid buta, merobotkan umatnya pada pragmatisme komunal tanpa inisiatif gerak, memandulkan kerja ketika harus terpisah jauh dari kenyamanan kebersamaaan. Tidak. Ajaran agama kita mengajarkan kita survive di segala kondisi. Perhatikan pola pendidikan rosululloh pada para sahabat di mula mula. Maka tak heran, dengan tinggalannya berupa masjid nabawi yang konon masa itu hanya beratap pelepah kurma, berdinding lumpur kering, dan berlantaikan pasir halus padang Hijaz madinah, tapi tinggalan umatnya tegas dapat kau saksikan, 2/3 benua. Adakah Engkau lupa???!  

Edelweiss. Mungkin lupa, dulu pernah ada bacaan anak bertokoh orang eropa, nama nama lakonnya elizabeth apa eliana gitu, judulnya asal mula Bunga Edelweiss, di pegunungan tinggi Alpen sana. Dikisahkan dalam cerita yang bernafaskan kekanakan itu, pengorbanan gadis pada ibunya, untuk menyelamatkan ibunya, ia rela berbuat apa saja, sampai berhenti pada satu fragmen, dia harus berkorban, membunuh dirinya sendiri dan kemudian jasad matinya tertumbuh bunga bunga, yang kemudian dikenal, dalam cerita itu, sebagai asal mula tumbuhnya pepohonan edelweiss yang kecil kecil putih mempesona. Edelweiss adalah pengajaran pioner, kemauan memulai, kemauan berkorban untuk menjadi inisiator, pengaju inisiatif inisiatif yang menggerakkan, bergerak, mempesona. 

Meski di ketinggian tak terjangkau tangan dengan mudah, tak juga dapat dipupuk dan disiram dengan mudah, edelweiss tetap menahan keberlangsungan hidupnya. Dia terus hidup. Meski pepanas kawah mengeringkan sedikit demi sedikit pepucukannya, meski hawa panas terik matahari langsung memanggangnya, dan pada dinginnya malam menggigit ia pada suhu nyaris nol. Tapi keberlangsungan hidupnya  itu terus dan terus. Juga sesudahnya, ia berlanjut beranak pinak, bertumbuh kembang biak. Manaman, membentuk taman taman melebar luas diantara hamparan sabana ilalang, lagi lagi, teramat cantik dan mempesona. 

Seperti itukah pembelajaran yang bisa kita ambil? Dalam kesunyian jiwa, kontemplasi di elevasi sekian terjadi, perenungan, betapa banyak jiwa telah terkorosi, betapa hanyut hidup dengan keriuh rendahan hura hura kota, debu debu malam siang, mengotori bashiroh yang membuat kadang melalai lupa.
Maka pada edelweiss nan rimbun ada pelajaran mengalir yang tak henti diambil disyukuri. Maka wajar sekadar menatap aslinya butuh upaya lelah tak ringan. Tapi itu sejatinya hidup. Passionnya ada pada besar tantangan yang ditaklukan, pada kesombongan hati yang diruntuhkan, pada seberapa jauh dan dalam kebersamaan sesama bisa dianyam dipertahankan. 

Dari edelweiss kau lihat. Keberanian memulai, terus bertahan, melanjut hidup, dan terus berupaya membersih diri. Pelajaran itu, jauh, terlalu banyak untuk ditulis berbait bait.

Multazam 7: 17 Nov 2012
16.32

        

Comments

  1. Kamu metik Edelweiss,... Kamu gak sayang lingkungan.

    ReplyDelete
  2. Iya. Aku metik, dan ngk ditegur sama temenku pas di atas. Ditegur pas sudah turun dan selang beberapa hari lewat sms.. trus aku bilang ngk tau, dan janji ngk bakal metik lagi :o ll ya maap

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU