Namanya Menjaga Kekonsistenan
11112012
Baru tersadar, archieve di bulan 10
kemarin berjumlah 10. Meskipun tahu, tak berarti 10 kesemuanya berkualitas 10.
tapi itu (setidaknya) kemajuan. Sedang kini bulan 11, akankah bulan 12 nanti
terbaca 11 pula archieve sebulan lewat?
Baik. Namanya menjaga kekonsistenan,
atau bahasa keren-nya, menjaga keistiqomahan. Menjaga kekontinyuan, atas segala
bentuk amalan yang bisa dilakukan kontinyu.
Adalah ketika mulai menuliskan
sesuatu, terkadang semangat begitu kuat meledak ledak, semangat awal yang ingin
melakukan ini melakukan itu, berbuat ini berbuat itu, menyelesaikan ini
menyelesaikan itu. Semangat. Tapi terkadang benar sebagimana satu pepatah
mengatakan, “Mempertahankan amalan tak lebih mudah daripada memulainya”.
Memulai amal. Adalah butuh
keberanian tersendiri. Apatah lagi amal yang dilakukan adalah amal yang
barangkali tak lazim dilakukan di tengah masyarakatnya, di tengah komunitasnya,
bisa jadi. Tapi ketika tekad kuat, termulailah. Lantas selanjutnya, step
selanjutnya, kelanjutan selanjutnya, jangan tanya, bahkan tak kurang gangguan
gangguan baik dari bisikan hati lebih lebih dari faktor faktor sekitar,
melemahkan, menggerogoti tiang tiang kekonsisten-istiqomahan yang coba kita
pancang.
Sepintas bahasan. Dalam hal menulis saja. Ketika ide
bergelimpangan di temui, dan menuliskannya adalah jadi prioritas, aih, betapa
langgam mengalir bening aliran aliran karya itu tertelurkan. Tapi betapa sedih
ketika ide tak kurang, inspirasi datang silih berganti, pelajaran pelajaran
terserak serak ada, tetapi menulis yang awalnya prioritas ternyata terinfeksi
penyakit hati bernama malas. Maka meskipun waktu betapa luang, fasilitas ketik
mengetik berserakan, dan saluran internet penge-post mengalir lancar, sekadar
dua tiga alinea tak juga menambah daftar di arsip di bulan yang bersangkutan.
Betapa. Namanya menjaga kekonsistenan.
Contohnya baru menulis. Belum
aktivitas lain. Tahsin, datang kajian, ngajar TPA, jogging pagi, dan segala
lainnya. Namanya menjaga kekonsistenan. Menjaga keistiqomahan.
Maka benar satu hadits Rosul SAW
sabdakan, betapa, namanya kekonsistenan dalam amal, jauh sangat, sangat jauh,
Alloh sukai meskipun ia sedikit daripada amal banyak dan tampak besar tapi
dilakoni dalam batasan waktu yang sekali dua. Namanya menjaga kekonsistenan.
Bicara hal yang sedikit lebih besar.
Melakukan amal dakwah (dakwah... ? layakkah ini disebut amal Dakwah :’ ? ).
Adalah benar ust Anis Matta
mentausiah-i kita,
Memulai karya. Memulai melakukan
sesuatu. Memulai upaya besar. Dengan sesuatu yang kecil kecil, dengan sesuatu
yang bersedikit sedikit, dengan waktu terdekat yang bisa kita lakukan. Adalah
mula mula. Maka kemudian terus berkarya, terus berbuat, terus bergerak, adalah
keberlanjutannya. Ya benar, namanya menjaga kekonsistenan.
Dalam sunyi yang
panjang. Betul. Bukan bangga dengan identitas sunyi. Bukan. Tapi konon kerja
besar meniscayakan satu lakon utama. Yang ketika ia dirasa menggembirakan orang
sekitaran, jangan heran ketika banyak yang menyokong membantu dan ikut
menggerakkan. Tapi karena kita punya satu kata, ya, namanya adalah menjaga
kekonsistenan, maka ketika pun sepi karena kerja besar ini meniscayakan banyak
pengorbanan, lakon utama tak surut semangat, tak berkurang pendar cahaya
optimisnya, tak berkurang lantang volume suaranya, tak goyah pula pakuan tegap
kaki memekik kalimat semangat dan orasi penggugah mental baja anak bangsa.
Namanya menjaga kekonsistenan.
Maka postingan perdana di bulan
pahlawan ini, adalah jejak baru upaya kerja. Sekali lagi kerja menjaga peran,
memulai, dan menjaga agar konsisten itu terus terupayakan. Perkara akan menjadi
pahlawan, akan menjadi lakon yang diutamakan, ah, itu bukan wilayah ikhitiar,
itu biarkan jadi dampak, dan jadi Rahmat pilihanNya tentu. Mudah mudahan.
Abu Amr, sufyan bin
Abdillah RA. Berkata pada Rosululloh,
“Wahai Rosululloh,
katakan kepadaku perkataan tentang Islam yang tidak akan kutanyakan kepada
selain engkau!”
Beliau Rosululloh
SAW bersabda,
“Katakanlah, Amantu
Billah (Aku beriman kepada Alloh), kemudian istiqomahlah!”
(HR. Muslim) –hadits
Arba’in ke 21
Multazam 2
23.15
Comments
Post a Comment