SUDAH DESEMBER



Sudah Desember, dan sekarang tanggal 3. Ada sesuatu yang istimewakah di bulan ini ?

Banyak, kalau kita melihatnya banyak. Tetapi sedikit, kalo kita melihatnya sedikit. Dalam hidup, semuanya serba relatif. Makanya Einstens mengemukakan relativitas. Mana yang benar? Banyak atau sedikit? Yang dinilai terbaik dimataNya adalah yang ahsanu ‘amala. Disini sepakat?

Tetapi awal Desember telah menerbitkan fajar di ufuk, fajar harapan, juga fajar obsesi baru. Ada riak riak ambisi juga, meski sedikit, berharap ia jangan sampai menjadi nafsu.

Ustadz Deden dalam kuliahnya pagi tadi, agak lebih lama dibanding kuliah Senin pagi biasanya, ini sampai hampir setengah tujuh baru usai. Membahas tentang Ukhuwwah. Menggunakan Rasmul Bayan, dengan penjelasan ibrah ibrah Sirah nabawiyah.

“Tidak dikatakan beriman seorang diantara kamu, sampai engkau mencintai saudaramu seperti engkau mencintai dirimu sendiri”, dengan hadits ini Ustad memulai. Dilanjutkan dengan rukun rukun persaudaraan: kenalan, saling tau, saling memahami, saling menolong, saling menanggung beban, dan terakhir mendahulukan saudara atas kepentingan pribadi. Cukup mampu menyinggung perbendaharaan kata kata baru memaknai persaudaraan.

Tetapi kampus sedang mulai kasak kusuk suksesi. Di banyak tempat perkumpulan. Di banyak lembaga. 
Saya mencoba mencari cari benang penghubung, dan ketemu pada kata kata ustad Cahyadi kembali. Dulu pernah saya tulis, di bulan November, saat menuliskan Persaudaraan itu bernama Ukhuwwah, episode yang kesekian.

“ketika ukhuwwah itu hilang, lembaga apapun hanya akan menjadi arena perkumpulan orang orang  untuk mengapresiasikan ambisi dan kepentingan pribadi yang dilegalkan atas nama kebaikan. Visi pengorbanannya telah hilang, yang ada  tinggal kisah cerita kejayaan masa lalu dan PR masalah internal serta kesenjangan hati antar individu.”

Tetapi karena ukhuwwah itu sendiri adalah salah satu mata kuliah, maka ia adalah pembelajaran, juga proses. Diantara sub subnya adalah menjaga prasangka baik, dari mula mula sampai akhirnya. Prasangka baik, pada sesama, pada Alloh, bahkan pada yang tampak tak suka. Prasangka baik, siapapun punya potensi untuk menjadi baik. Maka pada syahwat kuasa, kita perlu hati hati. Bahkan sering, terhadap diri sendiri.

Sudah Desember. Fajar Pengharapan mengufuk dan mulai meninggi. Pada Obsesi, teruslah lurus, melempang, jangan sampai ia terbelok menjadi nafsu.

Karangmalang
3 Des 2012 :: 04.05



Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU