Smile, Learn, and Share


Saya nemu kosakata Learn and Share dari buku Youth on Top, di kamar Atik Nurul Laila. Pas di tulisan Citra Natasya (bener ngk ya cara nulisnya).

Intinya, di tulisan itu disampaikan, bahwa pertama yang harus kita miliki dalam menjalani hidup ini adalah rasa bahagia. Ya. Bahagia. Dan rasa ini, rasa bahagia ini, sangat berkorelasi dengan apa yang disebut dengan rasa syukur, rasa menerima apapun yang hari ini kita punya.

Betapa tersiksanya orang yang selalu memandang pada sisi kelebihan yang dimiliki orang lain. Hingga lupa pada potensi diri dan segenap anugrah yang dimiliki diri sendiri. Ah. Kalimat-kalimat dalam buku itu menyentil tepat ulu hati. Bahagia itu letaknya disini, di hati kita. Ngk usah nyari kemana-mana. Dan.. bahagia itu akan selalu membawa efek membebaskan, feel free kalo kata Claw (?) -merk outdoor stuff-. dan rupanya rasa bahagia itulah kunci awal kita terus punya semangat Learn! Punya semangat belajar! Ngk gampang ngeluh, apatah lagi menyalahkan keadaan. Dan benar, samudera kehidupan adalah medan pembelajaran tanpa sekat dan tanpa batas. Dan ini dirasai, bagi orang-orang yang jiwanya lapang untuk menerima pembelajaran.

Beda saya rasa, orang yang ,menjalani hidup ini dengan semangat pembelajaran terpatri di dada, dibanding dengan, orang yang menjalani hidup asal hidup kemana arus air akan mengalirkan dirinya. Beda. Lagi-lagi sangat beda.

Jiwa pembelajar, mampu menjadikan setiap event, setiap kejadian, setiap kritikan, setiap berita yang lewat sebagai sarana untuk berefleksi, ma’nawiyah alias pemaknaan begitu kira-kira kalo bahasa islamnya.

Dan selanjutnya.. Share! Bagikan!

Pembelajaran yang kita resapi dalam laku sehari hari, harus dibagikan. Diceritakan, dibagikan lewat tulisan, disampaikan ulang ke orang-orang sekitar, atau direkam dalam buku-buku catatan pembelajaran harian.

Ibarat orang yang hidupnya hanya untuk menumpuk harta, bahagiakah mereka?

Atau, orang yang waktunya dihabiskan untuk mengejar menara gading ketinggian diri pribadi tanpa sempatkan waktu untuk berbagi, bahagiakah mereka?

Persis sama dengan yang kemarin disampaikan Ustad Ahmad Dahlan di kelas tafsir hadits asrama,

“Apa yang ada dalam diri kita hari ini adalah yang paling tepat bagi diri kita.”

Ah iya. hidup memang soal bagaimana menyikapi dan meletakkan rasa bahagia selalu dalam hati. Terlalu sayang, waktu hidup yang sangat singkat ini, hanya memenjarakan diri pada melihat bayang-bayang orang di sekitaran, yang mungkin bisa jadi, membuat kebahagiaan enggan datang.

Tulisan di Bobo entah edisi berapa, masih terus saya rekam dalam pikiran.

Try to smile with other people. No matter what they do to you. Evenwhen, they hurt you so much. And look, how many problem can be solved with thath nice smile.

Then,
Smile, Learn, and Share! So you will feel free (always)!

:D

*ditulis setelah dengerin cerita Kiki yang habis pulang dari tugas negara (aka) KPRM, tertawa lebar, dengan segenap cerita tentang dagelan dan lelucon di drama akhir tahun UGM.

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU