Persaudaraan itu Bernama Ukhuwwah (3)



Kekuatan Ukhuwwah itu, demikian dalam salah satu tulisan ustad Cahyadi, adalah satu diantara empat faktor yang bisa menjaga kekonsisten-an seseorang yang bergabung dalam satu komunitas yang berupaya untuk memperbaiki kondisi bangsa yang belum juga tuntas dari permasalahan.
Kenapa kekuatan Ukhuwwah?
Karena di samping perbaikan persiapan diri, keyakinan yang diperkokoh terhadap janji janjiNya, dan kesabaran terhadap situasi yang terus digandakan, kekuatan ukhuwwah adalah tabiat naluriah, yang dari sananya rasa itu sudah dihadirkanNya kepada kita.
Masih dalam pembelajaran kecil lembaga dikampus, kehilangan ukhuwwah berarti kehilangan pula orientasi dakwahnya, sehingga lembaga tersebut hanya menjadi arena perkumpulan orang orang  untuk mengapresiasikan ambisi dan kepentingn pribadi yang dilegalkan atas nama dakwah. Visi pengorbanannya telah hilang, yang ada  tinggal kisah cerita kejayaan masa lalu dan PR masalah internal dan kesenjangan hati antar individu.

Ukhuwwah adalah salah satu kekuatan asasi dalam mengemban banyak beban, terlebih persoalan bangsa.
Perintah Alloh tentang ketaatan, selalu didahulukan atas berbantah bantahan, karena ini, tampaknya berbantah bantahan adalah salah satu indikasi ketak taatan, akibatnya, timbullah rasa gentar, dan hilanglah kekuatan.
Ukhuwwah, mengajarkan diri untuk menjejalkan pada diri betapa tak berarti segala potensi itu, kalaulah hanya dinikmati sendiri, atau diunjukkan dimuka massa seorang diri.

Sebagaimana episode pertama ‘Persaudaraan itu Bernama Ukhuwwah’ ini saya tuliskan, tegas disana ukhuwwah itu tautan hati, yang mutlak sudah itu domain kuasaNya, tak bisa dibuat buat, apalagi pura pura,

“walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi, Alloh lah yang menautkan hati mereka “ (Al Anfal : 63)

See.

Tapi sirah nabawi, menunjukkan bagaimana domain kuasa Alloh, bisa diupayakan dengan kata kerja oleh kita, bukankah kerja adalah bagian dari kita untuk menguak perkara GhaibNya?
Cerita tentang muhajirin dan anshor yang awalnya sama sekali tak kenal,tapi saat bertemu bahkan berbagi semua harta sampai istri istrinya pun diniatkan. Bagaimana sang Rosul SAW mengupayakan itu semua?

Di Qur’an surat Al Hasyr. Ada kosa kata tentang ‘Ghil’.
Apa itu Ghil ?
Perkara hati, penyakit.
Pembahasan ukhuwwah memang tak cepat untuk selesai ternyata.

Multazam 7 Asma Amanina
3 Oktober : 7.22

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU