Merindukan Purnama


Mungkin kalo sekadar ikut-ikutan proyek dengan biasa, semua bakal dilalui dengan sangat biasa pula. Tapi, saya (dan Novi) memilih tidak.

Akhir September, Novi menawarkan

“Tim, kamu selo ngk?”

“Heh, iya. Aku kan pengangguran hihi!”

Maka jadilah sepanjang bulan Oktober nyaris seminggu sekali, saya, Novi dan mbak mas yang keren mbolang muterin Purworejo ngumpulin data. Malemnya ngadep ke SPSS dan entry satu-satu data buat diolah dan hasil nanti dikirim ke Bappeda tgl 27 Oktober.

Karna saya telah memilih bahwa yang saya lakukan tak biasa, maka, banyak hal-hal yang sangat istimewa dan luar biasa saya temui di sepanjang pengalaman berlapangan kali ini (ah, kayaknya sepanjang saya ke lapangan, pengalaman selalu tidak pernah tidak istimewa :D).

Minggu pertama

Saya dipertemukan dengan suasana birokrasi yang tak henti membuat kami menggerutu kesana kemari, ini kami alami sepagi sampai jam dua-an. Karna pengambilan data dilakukan ke awak pemerintahan yang memang you know lah birokrasi seperti apa di negeri kita. Tapi pasca jam dua, pencarian data membawa kami bertemu orang-orang super. Para pemilik usaha yang ada di Purworejo, yang menceritakan sekelumit kisah usahanya yang membuat kami berdecak dan betapa terpana atas mental seorang pengusaha.

Satu kata kunci yang saya dan Novi ulang-ulang sampai berhari-hari pasca lapangan pertama adalah : memang, dinegeri kita tongkat ditancapkan akan jadi tanaman. tapi kita harus ingat, kalo dia dirawat juga, tentu bakal jadi hutan



Yang ditulis sama Novi di status


Sampe dia post di tumblr

Kata-kata sakti itu, berawal dari kenyataan yang bapak pengusaha ini temui dari sebagian masyarakat pribumi. Yang cenderung penyuka instan, dan sedikit yang mau bekerja keras. Pribumi, terlalu dininabobokan dengan segenap kekayaan yang melimpah ruah membentang di bumi pertiwi ini. Itu, bukan kenyataan yang salah. Sama sekali tidak. Bagaimanapun, negeri ini memang subur, makanya kita harusnya melipatkan syukur. Tak salah, kekayaan di negeri ini melimpah, maka kita harus meningkatkan etos kerja demi pemanfaatannya agar menghadirkan berkah. Betul, bahwa tongkat dan batu, dilempar saja pasti bakal jadi tanaman. Tetapi sudah barang tentu, itu semua akan jadi luar biasa ketika kita mengiringkan dengan kemauan dan kemampuan mengelola dan memelihara. Disini, saya, Novi, mas taufik, bu rita, pak kariadi dan pak gamal menyepakati, satu kata kunci ada pada SDM.

Keluar dari ruangan, keluarlah celetukan saya tentang tongkat, batu dan hutan. dan Novi menggumam “I got the spirit! Tim!”

Sampai pulang, saya dan Novi, di sepanjang gerbong kereta Sriwedari Kutoarjo-Lempuyangan, tak henti menyunggingkan senyum. Ada satu semangat, di tengah sibuknya si Novi di proyek-proyek keumatannya dan saya yang cukup mendampingi dari jauh *cie

Itu.

Lapangan Kedua

Ini lapangan paling errr. Dimana Novi punya agenda bikin mabit dimalam hari pasca lapangan dalam proyek keumatannya dan saya harus ngerjain tugas dalam proyek keumatan saya (emang punya? Hihihi)
Kami berangkat (bersama Mas Taufik sang asisten utama dosen) dengan naik motor. Pemberangkatan dari asma, diwarnai Novi yang lupa ngk bawa helm dan tersadar saat sudah di hampir perempatan UPN (serius ini ngk lucu sama sekali). Entah dengan kecepatan berapa saya dan Novi menyusur jalan Wates sampai akhirnya ketemu Mbak Tina di stasiun Jenar. Menyalip bis dengan jarak Novi di boncengan ke bis tinggal sekian senti. Pertolongan Alloh yang Maha Pengasih Penyayang, yang membuat kami benar-benar selamat tak kurang satu apa.

Mengantar kuisioner ke beberapa kantor. Yang dikira konsultan ternyata sekretariat partai, yang menukik mau ke Kaligesing nyari pemilik ternak etawa tapi gagal menaklukan tanjakan (ini pasti karna sudah lama ngk naik gunung, makanya naik tanjakan jadi gak kuat) dan ketakberhasilan menemukan pengusaha seperti yang kami dapati di lapangan pertama.

Itu.

Lapangan ketiga Kamis ini.

Kali ini bermobil.

Tak ada yang istimewa, sampai akhirnya saya dipertemukan dengan bapak pemilik 4 CV yang bergerak di pembibitan tanaman. Yang bapaknya adalah lulusan SMEA, tapi menghidupi 91 karyawan di tempat beliau mengelola usaha. Bapak yang tertawa setiap kali getir birokrasi beliau ceritakan tapi juga bercerita bangga ketika masih menemukan satu dua yang begitu menjaga integritas.

Perjalanan pulang, kita bicara soal usaha, kerja, teman-teman yang telah melanglang buana, aktivitas-aktivitas kampus yang masih kita geluti dan keberanian-keberanian orang-orang nekat yang kini sukses meniti pilihan mantap dalam hidupnya. Bersama Rinda, teman satu tim, saya dan Novi berkisah ust Salim, Dian Pelangi dan Asma Nadia.

Akhirnya dalam diam dan sekali menatap lurus jalan di depan, saya merasa sangat bersyukur bergabung di tim ini. bukan sekedar proyek dan bukan sekadar saya jalan-jalan seminggu sekali ke Purworejo. Sama sekali bukan. Saya dipertemukan dengan orang-orang yang istimewa yang nekad dan tak linier dalam menatap hidupnya.

Usaha, yang tempak hebat dan mentereng disana, bukan buah dari pangku tangan dan warisan orang tua. Saya melihat mereka menampilkan etos dalam diam. Menampilan kesungguhan dalam tawa renyah. Menunjukkan sebuah elegansi usaha yang beranak tangga lewat pakaian-pakaian yang tak glamaour yang mereka tunjukkan, ya, dari para pelaku usaha itu.

Di perjalanan pulang, playlist yang diputar di mobil menyuarakan lagu “Cinta Satukan Kita’-nya Judika (yang jadi ost Rindu Purnama). Antara diam dan banyak komentar tentang lagu itu, saya menangkap bait-bait penuh arti..


Merindukan Purnama

dia sepi di sini,
tak seperti yang lain
walau sudah takdirnya,
namun dia tetap tersenyum

bahagialah bila,
kau masih punya mimpi
hidup hanya sekali,
berikanlah yang terbaik

reff:
merindukan purnama,
bertahan walau di dalam duka
bersyukurNya-lah kita,
masih banyak yang sayangi kita
merindukan purnama,
meraih cinta...

cinta yang menyatukan kita




Comments

  1. apa yang indah dunia kita hidup , saya masih meragukan mantra kastor ini bagaimana dia melakukannya !
    Mulutku penuh dengan kesaksian , Apakah berkat suami saya meninggalkan rumah selama dua tahun ke Afrika Selatan untuk turis , ia berarti pelacur dan ia menyihir oleh gadis suami saya menolak untuk datang kembali ke rumah lagi, aku menangis siang dan malam mencari bagi yang membantu saya , saya membaca surat kabar tentang kastor mantra kuat yang disebut Dr okojie dan saya menghubungi kastor mantra untuk membantu saya mendapatkan kekasih saya kembali ke saya dan dia meminta saya untuk tidak khawatir tentang hal itu bahwa para dewa kita berjuang untuk saya .. dia bilang pada pertengahan malam ketika semua roh adalah saat istirahat dia akan membaca mantra untuk menyatukan kembali kekasih saya kembali ke saya . dan dia dalam waktu kurang dari 3 hari suami saya datang kembali ke saya dan mulai menangis bahwa saya harus untuk memaafkannya , i , m sangat senang untuk apa mantra kastor ini lakukan untuk
    saya dan suami saya .. kontak pada drokojiehealinghome@gmail.com email nya adalah yang terbaik mantra kastor di seluruh dunia liar . ia specialiesed dalam penyelesaian masalah lain termasuk yang berikut :
    ( 1 ) Jika Anda ingin kembali mantan Anda .
    ( 2 ) jika Anda selalu memiliki mimpi buruk .
    ( 3 ) Anda ingin dipromosikan di kantor Anda .
    ( 4 ) Anda ingin perempuan / laki-laki untuk berjalan setelah Anda .
    ( 5 ) Jika Anda ingin anak .
    ( 6 ) Jika Anda memerlukan bantuan keuangan .
    ( 7 ) Jika Anda ingin menyembuhkan AIDS HIV
    menghubunginya sekarang untuk solusi segera Anda
    masalah pada Drokojiehealinghome@gmail.com
    terima kasih

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU