Berani


Bersyukur adalah berada di tengah orang-orang pemberani. Saya merasai itu, dan saya menyukurinya. Betapa tak berbilang pelajaran yang diperoleh dari para pemberani ini, entah pelajaran yang bersumber dari kesalahan-kesalahan atas keberaniannya, maupun pelajaran atas efek baik karena keberanian pada sisi yang lain.

Keberanian adalah buah keistiqomahan, begitu kata materi awal dalam halaqoh tarbiyah. Dan keberanian tentu saja lahir dari keyakinan. Keyakinan bukan berarti apa yang kita lakukan adalah yang paling benar, begitu pak Ridwan Oktovan menegaskan dalam kajian Ahad sore, bukan, keberanian adalah keyakinan bahwa yang kita lakukan berada pada koridor kebenaran dan yang kita lakukan adalah benar. yes. Berarti kita bukan orang yang bekerja dengan semau perut saja, tapi atas pertimbangan kebenaran yang diyakini, yang walaupun akan ditemukan kesalahan pada suatu saat nanti, itu akan menambah keyakinan dan penemuan pada kebenaran di waktu kemudian.

Keberanian untuk bersikap, saya dapati dari mereka yang abai terhadap kata-kata skeptis dari orang lain, pesimisme yang samar-samar berdenging di kiri kanan kupingnya, sampai cecaran orang-orang yang seharusnya berada untuk mendukungnya. Mereka yang telah berhasil menyelesaikan problema itu, kini tumbuh menjadi orang-orang yang semakin matang keberaniannya, semakin bertambah ujian keberaniannya, dan semakin mantap menemukan strategi baru untuk mengalahkan tantangan keberaniannya. Ya. saya salut.

Perjalanan selalu bersifat pribadi, sekalipun aku berjalan denganmu, perjalannmu bukanlah perjalananku.

Maafkan saya, jika pepatah yang sering saya kutip di atas, yang saya dapati dari Geography of Bliss-nya Erick Wenner, berkali-kali saya ucapkan. Tapi terima kasih mari kita ucapkan pada sang Erick karna dia telah membelajarkan pada kita bahwa kita adalah selalu menjadi individu merdeka. Selalu dependent terhadap independensi kita dengan orang lain yang bahkan sedang  berjalan bersama-sama dengan kita.

Mereka yang telah menyelesaikan keberaniannya untuk mengambil resiko lebih banyak dibanding yang lain, punya beban kejiwaan yang lebih kompleks, iya, tapi mereka menjadi piawai menyelesaikan tugas-tugas dalam kebersamaan. Artinya, orang yang berani adalah orang yang sekaligus telah menyelesaikan PR pengorbanannya dua kali lebih cepat dibanding mereka yang takut-takut, atau terlalu terbebani dengan kata-kata orang.

Berani memang sebuah sikap berat, karena selalu ada godaan atas keberanian dari setiap keputusan yang diambil. Tetapi kita yakin, dari setiap ketetapan yang lahir atas keberanian kita, dia akan melahirkan pelajaran.

Selamat, kepada para pemberani! Anda layak beroleh medali. 

Muntilan, 5 Mei 2014

5: 48

Comments

Popular posts from this blog

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Memilih, Mengharuskan, dan Memilih Keharusan

HARI INI TUJUH TAHUN YANG LALU