Mensyukuri Syukur
Orang kalo mampu bersyukur, apapun yang sedang dijalani yang dirasakan hanya nikmat, nikmat dan nikmat. Mau seperti apapun aktivitas,
baik padat atau selo jatuhnya senang. Iya, ternyata dimampukan oleh Alloh untuk
bersyukur adalah salah satu hal yang harus kita syukuri tersendiri. Di saat aktivitas
lagi tak padat, ada saja hal-hal sederhana yang bisa diamati dengan seksama,
ada hal detail dari lingkungan alam di sekitar yang membuat kita berfikir,
merenung, mengambil pelajaran, dan mencari tahu lebih dalam. Seperti mengamati
seksama aktivitas luar jendela bis sepanjang perjalanan, atau mendengar lagu
yang lamat-lamat dinyanyikan pengamen yang dandanannya kayak preman, belum
cukup, masih sempat-sempatnya juga searching di yutub dari potongan-potongan
lagu yang diingat untuk dicari lengkap, ckckck.
Iya. Kemampuan bersyukur adalah satu hal yang harus
disyukuri itu sendiri. Di saat memang aktivitas terbawa padat, tertidur sejenak
di kendaraan umum, atau diberi waktu untuk mengunjungi tempat yang alam aslinya
masih dominan dibandingkan bangunan artificial, atau terjebak macet dan
akhirnya bisa mengamati orang ribut-ribut di padatnya jalan tiba-tiba menjadi kenikmatan
yang menghibur dan membahagiakan.
Beberapa hari lalu, Alloh sempatkan saya lalu lalang dengan
sedikit kesibukan, satu diantaranya mengunjungi tengah-tengah Kota Magelang
untuk suatu urusan. Heh? Selama ini saya kemana saja ya? iya. ini kenapa ada
deretan mawar berjajar-jajar di taman gedung DPRD Kabupaten? Sebagian lagi
mekar pula?! Kok kemarin-kemarin nggak lihat. Ya Kelees, ini juga baru pertama
kali tahu ada gedung DPRD Kabupaten Magelang yang depannya ada taman beginian. Iya.
itu kenapa pohon Sawo beludru sama Apel lugutnya rindang bener, dulu dimana ya
ini pohon-pohon? Terus, terus, terus, sambil motor jalan, yang dilihat di bagian selatan itu pegunungan Menoreh memanjang dari Timur ke barat, balik arah ke utara itu Merapi Merbabu
alur-alur alirannya kelihatan jelas, lembah igirnya terbedakan jelas, lihat
barat, Sindoro Sumbing dan agak di belakangnya Slamet samar-samar tak mau kalah
menampakkan dirinya. Hei? Itu pegunungan dan gunung-gunung banyak kenapa lebih
bagus dari biasanya? Kemana saja selama ini? Itu juga air kali Elo yang
derasnya masih malu-malu, dengan satu dua rombongan orang rafting kelihatan
dari jalan, ternyata juga ngk buruk-buruk amat, ngk ada tumpukan sampah yang mengotori pandangan, iya, kenapa alirannya jadi bagus begitu yak. Terus juga ada di pinggir jalan candi Mendut yang angkuh dengan tatanan batu-batunya yang biasa saja, dan
Borobudur yang terdengar indahnya tapi sampai saat ini saya tidak tahu
bentuknya seperti apa :l. Ya Kariiim, ini tempat ternyata bagus-bagus juga ya
(!)
Ahya, mungkin kita memang perlu sedikit dipaksa pulang, untuk
sebatas tahu bahwa kita punya banyak perkara yang terlewat untuk disyukuri di
hari kemarin, atau sebagai bekal ingatan mata kerinduan kampung halaman ketika nanti
sedang jauh berkeliling dunia.
Atas kemampuan bersyukur ini, mari kita bersyukur. :’)
Muntilan, 25 Mei 2014
2:25
Comments
Post a Comment