Posts

Showing posts from March, 2012

CERITA TENTANG AKSI

Ada banyak cerita dari aksi beberapa hari ini. Berawal dari hari apa aku lupa. Seruan pertama datang, dari orang yang tak begitu kukenal. Hanya aku tahu, beliau pernah menjadi orang penting di fakutas sebelah. “Seruan Aksi! Peduli pilrek. Pembatasan umur!” Glek. Apa apaan ni. Pilrek. Ia tanggal berapa? Baru ku ingat, tinggal beberapa waktu yang tak bisa dikatakan lama lagi. Dan massa aksi, tak lebih dari 20 orang. Selang beberapa waktu. Media bergulir satu satu. ada apa yang terjadi di lingkup elit? Banyak yang tidak tahu dan tidak terbaca kaum awam. Kecuali yang mau satu satu search dan nanya nanya, atau baca notes notes di wall wall FB orang orang Isipol yang banyak mengupas mengulik tentang isu ini. Pun ini. Masih sedikit yang peduli. Oya. Tentang aksi perdana bermassa 20 orang tadi, ialah berasal dari orang orang peduli yang mengatasnamakan Garpu. Entahlah filosofinya. Yang jelas mereka bicara dan bekerja. Tak diam. Karena diam berarti pengkhi

SMA Teladan, toko Buku TOGA MAS, dan Cerita Cerita tentang Mimpi dan Perubahan

Image
SMA Teladan itu “mbak, ada undangan wali murid dari sekolah. Selasa, 12.30 di ruang 205.” Bunyi sms yang singkat. Padat. Tanpa basa basi. Khas adik semata wayang. “undangan? Selasa ya, ok. Diusahakan.”   Reportnya, sent. Terkirim balasanku. Selasa. Kuliah blok selesai, jam 10.30an. Tentang kebutuhan air, dan sedikit tentang studi kasus Gunung Kidul bumi Karst.   Lanjut tugas kelompok. Tidak banyak yang dikerjakan kecuali nyicil laporan akhir yang kayaknya harus dikumpul akhir bulan ini, beriringan dengan usainya perkuliahan blok Evaluasi Lahan Air. Jam 1 kurang, izin ke teman teman kelompok, ke asisten, chao ke Wirobrajan. Sekolah teduh diantara ramainya jejalanan. Sekolah yang katanya Teladan (benarkah ia menjadi Teladan? Allohu A’lam. Yang jelas kepentinganku datang tak lain tak bukan adalah semata menemui wali kelas adikku. Tak kurang tak lebih.  Ruang 205. Sebelahan dengan ruang kelas Bahasa. Jadi ingat masa masa SMA. Ruangan sepi. Ngak ada

JAWABAN KENAPA KITA INI ADA

Organisasi ini, organisasi itu, perkumpulan ini, perkumpulan itu, komunitas ini dan komunitas itu, atau entah berapa banyak lagi gabungan gabungan, kelompok kelompok hobi, dan keluarga ini keluarga itu yang diikuti. Banyak, dan luar biasa. Ialah ketika kita memutuskan diri untuk tak sekedar hidup bagi diri sendiri. Tapi bisa memberi arti, kontribusi (kalo yang ini berat), dan bisa mewarnai   lingkungan kita dengan kebermanfaatan kita bagi selainnya.   Perkara ada sertifikat, dapat konsumsi gratis yang memikat, lebih lebih eksistensi dan dikenal banyak orang karena posisi yang tengah kita tempati itu adalah efek samping yang niscaya dan pasti kita peroleh sebagai konsekuensi logis sunnatulloh takdirNya. Tapi kita telah belajar lebih dari itu. Lebih dari sekedar panjangnya kelak CV yang akan kita buat suatu ketika. Lebih dari itu. Meskipun tak kita pungkiri, ini pun tetap perlu. Kita punya cita cita langit. Visi yang mengangkasa. Mimpi yang menguda

DUNIA KEJUJURAN, YANG SEMAKIN TAK MUDAH DIJALANI

Rabu, 6 Maret 2012 Aksi aksi tolak korupsi, sampai kadang bosan mendengar dan mengikuti, terus disuarakan oleh orang orang berhati nurani bersih dan optimis. Ajakan untuk “jangan nyontek”, “Alloh selalu mengawasi” dan sebagainya dan sebagainya, sering terdengar sampai nada nyaris menjadi fals dan sumbang. Dan banyak keoptimisan keoptimisan yang terus terjerit lirih tertelan deru kekotoran zaman yang kian tak perawan. Ya. Kejujuran, semakin tak mudah untuk dijalani. Hari ini, sore ini, di masjid Nurul Islam Jakal km 5an saya tertahan untuk segera pulang, agak gerimis, sebenaranya bisa diterobos juga sih, tapi Wifi gratisan di Nurul Islam terlalu sayang untuk dilewatkan #nah lho. Baru saja pulang dari kampus, ada satu hal yang kian mengganjal, yang saya belum bisa memecahkan akar permasalahannya bahkan. Tentang kejujuran. Secara teori, mungkin itu teramat mudah. Secara dalil dalil ‘aqli dan naqli, hafallah mungkin kita beberapa, atau minimal pernah

ITA RAHMA, AKTIVIS YANG AKU INGIN SEPERTI DIA

Image
Namanya Ita Rahma. Aktivis. Cantik. Berjilbab meskipun tak begitu rapat. Tak sembarang orang bisa menduduki peran seorang Ita Rahma, sama tak mudahnya dengan ia berusaha mengubah orang dan sistem yang ada di sekelilingnya untuk memahami sebagaimana ia memikirkan apa yang telah lama ia paham di dalamnya.  Maka aku tak heran, jika aku ingin menjadi seperti dia. Menerjunkan diri di ranah yang relatif berbahaya, itu alasan yang pertama yang membuatku kagum padanya. Aktivis anti Rokok,beliau tepatnya. Jika dibanding ganja dan sabu, rokok mungkin level kesekian bawah tingkat bahayanya, lalu kenapa masih juga kukatakan beliau hebat dan mengagumkan karena terjun ke wilayah yang berbahaya? Ya, karena menurutku, ia lebih berbahaya, diantara anggapan ketidak berbahayaannya di masyarakat. Di saat hukum bahkan belum  menyepakati adanya zat aditif disana, disaat petinggi negeri bahkan kaum alim ulama ada kalanya bahkan  masih memberikan contoh untuk mengonsumsinya