Posts

Showing posts from May, 2012

Ya, Lebih Tepatnya (Tekad Keibuan) ini Kebutuhan

Image
Dua bulanan tinggal di asrama, kala itu. Dan saya memutuskan akan menyalip banyak orang dari kanan. Yap. Bisnis. Saya pikir itu satu jalan mengaktivasi cari duit lewat otak kanan. Kuncinya Berani + Nekad. Modal dan Pasar, pikir entarlah. Maka segera, semua adik adik les saya, dengan sangat terpaksa sekali, dengan sendu sedikit pilu, saya kabarkan pada mereka, saya pamit tak ngelesi lagi, tak membersamai malam malam mereka lagi, dan mempersilakan untuk mendapatkan arahan lewat guru les yang lebih canggih dari pada saya (padahal sesungguhnya yang beraaat amat melepas putik putik generasi yang bermekaran itu adalah saya). Tapi, membulat sudah keputusan, saya akan melepas profesi pekerja (walopun toh ini sampingan, kan utamanya saya belajar :P) untuk fokus menekuri apa yang disebut bisnis (padahal pun ini saya sangat buta). Waktu berselang, singkatnya saya mulai mencoba coba nerima pesenan cateringan, mau snek, makan berat, dari yang Cuma 10 bungk

Pilihan : Pondasi pun Memilih Batu Kuat Bahannya

Banyak yang tentu menjadi ganjalan bagi kita, ketika memulai kehidupan yang berbeda. Sekali lagi, banyak ganjalan dan hal baru yang tentu saja tak sama dengan sebelumnya.  Apalagi setelah memantabkan diri untuk mau dan bersedia bergabung dalam kapal besar bersama komunitas, organisasi, jamaah, kelompok, dan atau kendaraan lain untuk satu misi besar kemajuan umat dan agama yang sepenuh jiwa kita cintai ini. Mantab? Bisa jadi masih perlu digali. Yakin? Barangkali masih harus banyak dikaji ulang, ditelaah lagi dan lagi berkali kali.  Tapi pilihan telah jatuh, kita menerima dan bersedia. Barangkali tak kita maui dan tak kita sediai pun tak jadi mengapa. Kapal itu akan tetap melaju, kendaraan untuk mencapai terminal akhir Ustadziatul ‘Alam akan tetap berjalan kencang. Dengan atau tanpa kita, ia akan selalu ada, diisi oleh pahlawan pahlawan yang tak puas monument hidupnya sebatas tiga larik tulisan di pusara. Ya.   Tapi pilihan telah jatuh. Sekal

Pahami, dan Tuluslah Memberinya Rasa

Latar, pengalaman, asa yang terbangun, rintangan yang terhadap dan informasi wawasan yang terkembang membuat ia jengah dengan realita yang ada. Egonya membuncah, karena kiri kanannya tak tanggap dan menganggapnya bermimpi melangit tak menginjak bumi. Disisi lain ditemui, pragmatis memilih ada. Asal ikut dan berbekal kepercayaan pada pemimpinnnya belaka. Tak sedikit pula yang pijar matanya adalah optimis menatap masa, meraba keteraturan dan tak menuntut banyak. Tapi ada yang manja dan tak punya inisiatif bergerak, mesti direkuh dengan pemahaman pemahaman terbata. Ada juga, berupa rupa yang mencibir dan menghentak cukup! cukuplah sampai disini saja. Inilah sejatinya memimpin. Mengarahkan. Menunjukkan. Menata. Memahami. Dan berusaha mengerti. Berwarna warni rupa yang harus dikelola, ya, langkah satu adalah memahaminya. Memahami dan mengerti, butuh waktu yang tak sebentar, memahami dan menjawab iya apa yang terbersit dibenak dan terucap

Terlahirlah untuk Memberi Solusi

Barangkali bisa, seketika pergi dan tidak perlu kembali lagi. Lupakan. Dan seolah olah yang kemarin kemarin itu tak pernah ada. Diam. Diam sekalian. Diam. Ya. Diam dan asik dengan dunia dan khayal yang kita cipta. Menulikan telinga. Sangat mudah dan bisa. Sangat bisa. Cukup ciptakan lamunan, ikut arus menatap lurus kedepan pada jalan yang sengaja kita cipta di benak dan angan saja. mudah bukan? dan sangat bisa. Membebalkan rasa, cukup puas dengan perut kenyang hati senang, sangat mudah dan bisa. Enough. Orang lain tak repot dan kita tak pusing. Aman dari apapun, tak kan dicekal, tak kan diasingkan, tak kan menjadi bahan gerutuan, asal diam. Toh era demokrasi menghargai yang demikian. Diam pada banyak hal yang tak kita sepakati, meski bertentangan dengan hati nurani, diam, dan mengikut sistem yang abai pada nurani nurani kecil yang bicara satu satu berdengung meriuh. Diam. Dan cukup diam melamakan tatap kosong saja.   Sangat bisa kalo mau. Tan