Posts

Showing posts from November, 2012

Sepanjang Melepas KT 7445 AK

Image
Mulai nulis dari mana ni ceritanya? Dari keluar asrama, kemudian ke Gerai (?) Kawasaki Gejayan, dan ke Pusat Kawasaki Jalan Magelang dekat SMA 4 Jogja, atau ... (?) Kayaknya lebih efisien to the point ke KALOG Jl. Pasar Kembang, simpel, sarat makna. Mari. masih buka pak. ditunggu bentar kalo bapak mau ngirim sore ini juga. Itu sepenggal pesan singkat, balasan yang diberikan cp staff kalog yang saya tanya via sms karna sekian menit saya duduk di emperan jalan, nungguin kantor ngk buka buka. Persis di depan kantor Logistik KA-nya. Kantor Pengiriman segala macam dokumen, barang, dan kendaraan (tapi lupa slogan-nya apa). ya pak, saya tunggu. (btw maaf, ini bukan ‘pak’, ini putri) Sejurus lamanya. Ada panggilan dari belakang, “Mbak Putri ya?? ada yang bisa dibantu ?” Errrrr. Nahan tawa. Masuk mengikuti bapaknya, dan kemudian hening, sejenak. Dengan bapak (namanya Pak Danu), duduk di balik mesin tik lawas inventaris KALOG, saya duduk berhadapan,

Mengelola Rasa Cemburu

Image
D              : “Kamu motoran sendirian kan?” K              : “Yoi” D              : “Oke, kalo gitu aku mbonceng kamu ya Kakak !” K              : “oke. Gampang.” ............... F               : “Ehm. Ada yang jealous loh!” D              : “Hahahaha! Ada yang jealous!”                   Btw aku juga orang yang sangat mudah loh kayak gitu !” K              : “?!xmndfdshsg !” F               : “ Hmm. Menarik. Mengelola rasa cemburu! Jadiin tulisan ahhh!” Dyfdskfriterbhgcsdvwevedftretwes cdd................. Sepenggal percakapan, di suatu waktu. Rasa cemburu. Hmmm. Itu bukan hal yang tabu untuk dibicarakan bukan??? Baik, kali ini ingin sekali menuliskan terkait rasa yang satu itu. Namanya rasa cemburu. Yaitu suatu rasa, yang jika dan hanya jika hadir dalam diri seseorang maka akan menghasilkan suatu rasa baru yang menimbulkan rasa itu berasa sejuta rasa. Duh, betapa susahnya   mendefinisikan istilah itu. Ada yang bisa bantu saya??? (Lagi lag

Meramu Fakta : Saat Dua Dekade Terlewati

Image
Umar termenung lama. Lama sekali. Apakah ini kebaikan atau musibah? Begitu ia bertanya pada dirinya sendiri tentang fenomena fenomena kemenangan besar yang hilir mudik ia peroleh. Tiba tiba ia tersadar, bahwa eranya terlalu jauh dengan era kedua pendahulunya : Rosululloh SAW dan sahabat tercinta, Abu bakar As Shidq. Di era Umar, populasi umat islam berkembang sedemikian pesat. Lahir pula sebuah masyarakat multikultur yang sangat besar. Lalu ada kesejahteraan dan kemakmuran yang melimpah ruah. Ini semua belum ada, pada zaman nabi dan kekhalifahan pertama. Itu meresahkan Umar. Apakah ini kebaikan? Atau malah musibah? Kalau ini kebaikan, kenapa tak terjadi pada masa sebelumnya? Kalau ini musibah, apakah Alloh hendak memisahkan aku dari kedua pendahuluku? Baiklah. Biarkan cuplikan Serial Pembelajaran Ustad Anis Matta berjudul “Kepemimpinan Para Pembelajar” yang termuat di Tarbawi edisi 192 th 1 Dzulhijjah 1429 H/ 11 Desember 2008 M tadi mengawali refleksi ini. Saat dua dekade

Ini Puisi Cinta

Sekarang aku begitu mengerti, kenapa Abdurrahman Faiz dengan "Aku Ini Puisi Cinta"nya bisa mirip Helvi Tiana Rosa sangat :') Barangkali ini puisis cinta, untuk Palestina yang aku yakin tak dirundung duka. aku yakin. pasti mujahid sana bersorak sorak gembira. karena cita Husnayain sudah di depan mata. Hidup mulia, Mati Syahid, itu cukup. lagi lagi, itu cukup. APAKAH SAMPAI PADAMU BERITA TENTANG MAHANAZI? (Helvy Tiana Rosa) Kabar apakah yang sampai padamu tentang Palestina? Apakah sampai padamu berita tentang rumah-rumah yang dihancurkan tanah-tanah meratap berpindah tuan, bahkan manusia yg dibuldozer? Apakah sampai padamu berita tentang air mata yang tumpah dan menjelma minuman seharihari tentang jadwal makan yang hanya sehari sekali atau listrik yang menyala cuma empat jam sehari? Apakah sampai padamu berita tentang kanak-kanak yang tak lagi berbapak tentang ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara? Para balita yang menggenggam batu dengan dua tangan mungil

Edelweiss Itu, dia Mengajarkan Inisiasi, Keberlangsungan, dan Keberlanjutan

Image
A dalah tempat yang jauh untuk bunga mekar cantik seindah itu. Konon warna sesungguhnya putih, bersih, apatah lagi tinggalnya di jauh pucuk atas tanpa kontaminasi reriuh debu. Jangan heran dengan ia yang cantik. Ia terlahir memang untuk memutihkan jiwa jiwa yang mulai terkontaminasi pragmatisme hawa perkotaan dan jiwa serakah manusia.  Edelweiss di elevasi tinggi sana, pertama mengajarkan hikmah bernama inisiasi. Inisiasi adalah pioner. Pernah belajar biologi dulu zaman SMA? Kenalkah kalian dengan suksesi? Mulai dari lumut tumbuh di sana, melapukkan cadas keras bebatuan beku, dan kemudian tertumbuh atasnya sekerumun perdu, ilalang, dan mulailah lamtoro akasia tumbuh berserakan. Menggerombol, menghutan, dan mekanisme itu terus berjalan. Dari edelweiss, kita belajar inisiasi. Pioner. Karena ia juga lahir di mula mula perdu ditumbuhkan. Pada kancah hidup real, menjadi edelweiss adalah hak kita semua. Ajaran agama kita yang mulia menolak taklid buta, merobotkan umatnya pada pra