Posts

Showing posts from October, 2012

Pengorbanan dan Cita Memenuhi Panggilan

Image
11 Dzulhijjah 1433 H Lepas dari beberapa jam dari tertunaikannya sholat Ied Adha. Sekian kambing dan sapi tersembelih, melepaskan merah darah dari nadi leher hewan hewan yang diberkahi, terinfiltrasi, masuk ke bumi, dan tak terlihat lagi.  Ied mubarrok! Dari berkorban, kita belajar dari nabi Ibrahim, dan Ismail, tentu saja. Dari kedua manusia mulia ini (alaihumassalam), kita belajar banyak agenda agenda yang terekam sejarah di momentum hari hari ini, Pengorbanan. Bagaimana fragmen sejarah telah berkisah, seorang bapak yang lama menanti lahirnya anak, yang mencerahkan hari harinya, mewarnai putihnya nuansa rumah, bilangan tahun tak jeda berdo’a, dan ketika tumbuh dewasa dengan segenap kesempurnaan akhlak, dihadapkan pada satu perintah via mimpi yang benar, sembelihlah dia! Pengorbanan. Ada ilmu ikhlas, yang seringkali tak bisa dipahami sampai batas nalar manusia. Karna manusia memang hanya hamba, hanya makhluk, yang tak paham dan tak banyak tahu sesungguhnya apa yang

Bunga Bunga Kamboja : Semua akan Berakhir pada Akhirnya

Image
                 Coba kalo antum/ antunna, kawan-kawan rekan sejawat semua, berkesempatan main, atau sholat di Masjid Mujahidin UNY, kemudian sempatkan melongok ke sayap selatan dari tempat sholat putri yang di lantai dua, apa yang akan antum liat ? Tukang jualan es, jajanan pasar, gudeg atau warung burjo? ( Kalo ini pasti karna sebelum blogging belum sarapan yak :D ?)                 Oke. Tadi bener tuh yang jawab sambil bisik bisik, bener banget, di selatan MasMuja, alias Masjid Mujahidin, sepelataran masjidnya, ada makam Karang Malang. Highly recommended kalo para aktivis aktivis organisasi mau meng-upgrade adik adik atau anggota barunya kesana. Malem malem ada ‘semacam’ uji nyali, nyari sleyer kek, dzikrul maut kek, ke selatan masmuja, habis itu sholat malem bareng di masjidnya, asik banget kan? Catet gih di buku agenda, kapan upgrading lembaga mau diadakan, tempatnya dekat, gak perlu charter mobil, bis, deket kos-an lagi, jadi kalo misal ada ninggal tugas yang mepet deadlin

Meramu Fakta (untuk mereka yang Sekandung)

Image
                Masih dingin dan asing, ucapan pendek pendek, dan singkat secukupnya. Sapaan di sosial media, sama. Ya, ya. Kita memang hampir sama dalam semua, lebih lebih dalam kebiasaan sehari hari seperti kali ini.                 12 tahun, dalam usia yang masih sangat kanak kanak, semenjak lahir, yang kita hanya berselisih 19 bulan, hidup dalam asuhan yang sama tapi menyisakan karakter yang begitu berbeda. Selepas itu, 9 tahun lebih sampai sekarang, bertemu hanya pada momentum tertentu, lagi lagi, dalam suasana yang sama, dingin, asing, dan bahkan lupa kalau diantara berdua adalah kakak dan adiknya, karna memang pautan usia, membiasakan cukup hanya memanggil nama. Prolog yang agak ‘melankonis’, susah ngilanginnya ternyata J Oke. Ini cerita tentang kakak kandung saya, laki laki, namanya agak panjang, sepanjang rambutnya yang dibiarkan gondrong meskipun berkali kali dikasih uang sang bosnya untuk memangkas segera. Bukan aktivis dakwah, bukan aktivis sosial, bukan akt

Persaudaraan Itu Bernama Ukhuwwah (5)

Image
Ketika Ustad Abdullah Sunono dihadirkan untuk  mengisi satu kajian, terlontar dalam materi yang disampaikan beliau, satu frase tentang romantika Ukhuwwah. Yang juga pernah didapatkan dalam satu kajian lain bersama beliau. Batas antum dikatakan sudah mulai memahami, atau naik pada tingkatan rukun ukhuwwah ketiga yang bernama tafahhum, adalah dengan nasehat menasehati. Dikatakan antum faham terhadap saudar, adalah ketika antum mampu menasehati beliau dengan etika nasehat menasehati yang baik, dan tentu saja, benar. Tidak sedikitpun terbersit, ketika menasehati saudara, perasaan lebih tinggi, lebih baik, daripada saudara antum yang antum nasehati. Pun juga, tak ada rasa tertelanjangi, terpojokkan, atau tersalahkan dari pihak yang terkena nasehat. Legowo menerima apa yang disampaikan, atas fakta kekurangbenaran dari entah ucapan, tindakan, ataupun pemikiran, sehingga dengan senang hati, diterimanya sekian banyak upaya perbaikan yang ingin disampaikan pihak yang peduli yang terlonta

Membelok Kelinearan

Image
Bahagia bagi Umar, begitu tulis Ustadz Salim di Jalan Cinta Para Pejuangnya, memiliki sahabat seperti Abu Bakar. Karakternya yang keras, blak blak-an, nekad, dan tak ada tedeng aling aling di setiap tindakannya punya sahabat seperti Abu Bakar, yang lembut, penyayang, penyantun, bashirohnya tajam melampaui zamannya dan tak jarang jarang melihat yang menyentuh hatinya segera turun air mata. Umar dan Abu Bakar, manusia yang tak biasa yang dihadirkan untuk jadi teladan sepanjang masa. Dalam tiap fragmennya, adalah ibrah ibrah semata. Seperti baru pertama kali dinasehatkan Ustad Salim, perjalanan  Tugu – Stasiun Bandung, adalah banjir air mata. Disini, diri yang kerdil mulai diuji. Kuat lemah menjadi niscaya, karena kita adalah hamba. Potongan potongan kisah para shahabat, satu satu bercerita, menunjukkan sudut pemahaman yang akan selalu baru, akan selalu terasa seolah baru di dengar, akan selalu melahirkan peng-iya-an yang berbeda ditiap kali dibaca. Beruntunglah para aktivis, para

Persaudaraan Itu Bernama Ukhuwwah (4)

Image
Kala itu, saya dibersamakan dengan orang orang yang sedikit peduli dengan dakwah kampus, dakwah kampus yang benar benar terbiasa menggunakan kosakata ‘dakwah’ dalam obrolan obrolannya, dalam penyebutan nama lembaga, juga tak tanggung tanggung, lembaga dakwah kampus’ pula lembaganya disebut. Mengingat sepanjang kebersamaannya, baru terasa sangat berarti setelah usai dari keberbarengan urusan urusan yang sama. Ya begitulah manusia, dekat tak dianggap, baru setelah pergi dicari cari. Mirip istilah apa?  Yups, betul. Jinak jinak merpati (#opo djal –a ) Dalam suatu waktu, diajaklah saya bersama mereka orang orang peduli itu, silaturahim ke Umi Asri Widiati, di gang Gurameh (atau Sepat ya?), kawasan Wedomartani. Silaturahim awal, karna timingnya sangat awal bagi saya yang baru tau apa itu arti ‘peduli’. Sampai di tempat Umi Widi, kala itu - sebentar, Umi Widi adalah pengarang buku ‘Tarbiyah Madal Hayah’ kalo teman teman tahu, satu diantara 100 buku pengokohan tarbiyyah terbitan Era In

Ketulusan

Image
Sebagaimana Ustadz Abbas as Sisi menuliskan dalam bukunya ‘Bersama Kafilah Ikhwan’, yang pertama kali menyentuh hati, dan mengaitkan jiwa jiwa yang awalnya berserakan, adalah senyum ketulusan. Hingga mampu memindahkan seseorang dari suatu pribadi, menuju lompatan pribadi yang sama sekali berbeda, awalnya adalah tatapan ketulusan, dan keikhlasan sang ia. Tatapan itu, tak dibuat buat, dan imbasnya terasa, karena yang sampai ke hati, pastilah karena ia lahir dari hati. Sehingga akhirnya jangan dibuat heran, atau mencari cari alasan, apatah lagi mencari celah untuk menjegal pilinan susunan yang telah terbangun kuat, karena lagi lagi, disana berpusar segala ketulusan. Kenapa mau ikut? Kenapa asal patuh? Kenapa diam ngikut alir sahaja? Jika tak paham bahasa cinta, atau tak tau bahasa ketulusan, maka yang bersirobok dari sudut pandang yang tak mengerti adalah taqlid buta, dan tak punya prinsip asal cari aman. Padahal disana sungguh sangat mudah kau dapati, apa yang mereka cari ? 

Mencipta Kanal Kanal

Image
Sedianya tulisan ini saya maksudkan untuk episode keempat dari “Persaudaraan itu Bernama Ukhuwwah”, tapi setelah dipikir pikir, kayaknya judul ini lebih tepat, dan kalau harus dikondisikan untuk berjudul bertemakan persaudaraan menjadi sangat ‘dipaksakan’ :D. (see : ritmenya pelan :D) Sesungguhnya, ada tidaknya kita di barisan perjuangan islam ini, ia akan tetap jalan, bersama yang lain, tapi, ketiadaan kita di barisan perjuangan, maka kita bukanlah siapa siapa. Kelak pun mati, nisan hanya akan tertulis tiga larik kata, nama, kapan lahir, dan kapan tiada, terkecuali, jika mati dan dikuburnya tak sama, seperti tragedi tragedi yang menimpa korban jatuhnya pesawat, paling bertambah satu larik, setelah itu, selesai,barangkali kisah hidupnya pun terlupa. Maka bergabungnya dalam barisan amal jama’i adalah sebentuk kesyukuran. Karena, dia akan menjadi jawaban, ketika di akhirat ditanya, apa peranmu menyaksikan kebobrokan dan kelenaan umat dari mengingatNya? Maka sesungguhn

Persaudaraan itu Bernama Ukhuwwah (3)

Image
Kekuatan Ukhuwwah itu, demikian dalam salah satu tulisan ustad Cahyadi, adalah satu diantara empat faktor yang bisa menjaga kekonsisten-an seseorang yang bergabung dalam satu komunitas yang berupaya untuk memperbaiki kondisi bangsa yang belum juga tuntas dari permasalahan. Kenapa kekuatan Ukhuwwah? Karena di samping perbaikan persiapan diri, keyakinan yang diperkokoh terhadap janji janjiNya, dan kesabaran terhadap situasi yang terus digandakan, kekuatan ukhuwwah adalah tabiat naluriah, yang dari sananya rasa itu sudah dihadirkanNya kepada kita. Masih dalam pembelajaran kecil lembaga dikampus, kehilangan ukhuwwah berarti kehilangan pula orientasi dakwahnya, sehingga lembaga tersebut hanya menjadi arena perkumpulan orang orang  untuk mengapresiasikan ambisi dan kepentingn pribadi yang dilegalkan atas nama dakwah. Visi pengorbanannya telah hilang, yang ada  tinggal kisah cerita kejayaan masa lalu dan PR masalah internal dan kesenjangan hati antar individu. Ukhuwwah adalah

Persaudaraan itu bernama Ukhuwwah (2)

Image
“umat islam saat ini hanya butuh persatuan. Ke syurga dalam bentuk satu kesatuan umat islam, memperbaiki kondisi juga dengan persatuan umat islam atau kalo itu tak mampu dilaksanakan, maka sekalianlah, persatuan bersama sama ke neraka” itu kata orang pesimis di dekat saya. Ziiiiiiiiiiiiiiiiiing. Skeptis. Tentu saya (dan para pembaca yang budiman semua) pastilah tak menyepakati ini semua. Aje gile. Mending ambil posisi ‘gue netral’ cari aman ketika kondisi tak menyenangkan, menjurus ke arah yang bersama sama mau ke neraka tadi kali ya. Tapi bukankah dalam salah satu sabda nabi tercinta pernah diceritakan bahwa dalam satu kaum, ketika seluruh kaum itu geje semua, sedang ada satu diantaranya orang ‘alim di kaum itu ketika pun dihukum atau diazab adalah pertama mengenai sang ‘Alim karena tidak menyeru dan membermanfaatkan ke’Alimannya bagi kaum sekitarnya? Bicara persatuan yang masih jadi PR umat islam, bicara persaudaraan Islam, bicara pemahaman, bicara PR besar. Turki pra d