Posts

Showing posts from 2018

#UNTITLED

Semalam saya membaca tulisan Alldo Felix Januardy @alldofj, yang menuturkan pengalamannya menjalani satu masa sejarah ke maasa sejarah berikutnya, dari satu tempat perantauan ke tempat perantauan berikutnya. Sebuah tulisan reflektif tentang  “Perjalanan Mencari Rumah”. Hari ini saya mengamati lingkungan sekitar dan merenungkan makna se-frekuensi. Frekuensi. Persamaan gelombang. *** Seberapa sering dalam pergaulan, kita berusaha untuk menyatukan pembahasan, mengenali satu sama lain secara terus menerus (karna waktu yang menjadikan kita semakin akan bertemu orang baru dan orang baru lagi). Tapi kemudian kita menyadari, terhadap satu atau dua orang seperti ada tembok imajiner yang membatasi. Batas itu seperti nyata, hingga ketika mau berusaha mengetuk tembok untuk sekadar berbasa basi pun enggan sebelum memulai. Seberapa sering juga kita membangun tembok imajiner tersebut di hadapan orang lain. Hingga ketika sapaan datang pun tak berupa siraman sapa menyenangkan. Frek

LELAKI HARIMAU : SEBUAH REVIEW

Image
Menyadari bahwa tidak banyak kekuatan ingatan yang saya punya untuk menyortir ingatan – ingatan secara rapi, kebiasaan menulis adalah kebiasaan yang menolong dan menguntungkan. Dan bulan – bulan seperti sekarang ini : Januari adalah waktu yang akan leluasa untuk menumpah ruah apapun yang ingin ditulis, karena pekerjaan tidak terlalu banyak menyita waktu (teorinya). Berikut adalah review singkat untuk buku yang saya beli di keributan harbolnas bulan Desember 2017 kemarin. Buku yang saya baca sehari semalam, dan mungkin akan saya baca lagi beberapa hari mendatang. LELAKI HARIMAU: SEBUAH REVIEW Sebelum membaca buku ini, saya membaca sambil lalu beberapa review dari orang – orang, lewat blog maupun review singkat di goodreads . Sama sekali belum terbayang ceritanya seperti apa. Saya juga mengikuti blog Eka Kurniawan (pengarang buku ini) untuk membaca ulasan – ulasannya mengenai sastra, kepenulisan dan berbagai buku. Tapi saya tidak menemukan spoiler atau apapun ada dari s

Korea untuk menutup 2017 dan mengawali 2018

Image
Tidak banyak film atau drama korea yang saya tonton, jika dihitung sepertinya tidak sampai sejumlah jari tangan dan kaki digabung. Jika sekarang anak – anak SMA sampai ada yang jadi korban hampir ikut bunuh diri karena idola korea mereka bunuh diri, maka saat SMA perbendaharaan film yang saya tonton masih seputaran film – film lokal yang kebetulan tayang di TV. Atau .. beberapa film yang berbaik hati bisa ditonton di lab bahasa (yang waktu itu masih baru) SMA, seperti nagabonar, ayat – ayat cinta 1, dan kiamat sudah dekat. Film dan drama mulai saya tonton ketika saya tinggal di kontrakan, satu persatu penghuni kontrakan lain bercerita dan saya kebagian antusias, dan lalu ikut nonton. Film korea yang pertama saya tonton sepertinya adalah The Classic (2003). Sebuah film romance – melodrama yang saya tonton tahun 2011. Bintang 3 dari 5 untuk film ini. Kemudian teman – teman satu kontrakan sering marathon film yang saya tidak terlalu mengikuti. Saya lebih tertarik film dan drama jepa