Posts

Showing posts from June, 2013

Soal Kebanggaan

“Emang ada yang salah ya mbak dengan tarbiyyah? Kok diminta muncul pada malu-malu gitu. Nunjukkin ke-tarbiyah-annya gitu ke orang-orang. Padahal kan? kita nggak melakukan yang macem-macem kan mbak? Yang kita lakukan juga untuk kebaikan, untuk kemaslahatan, kita ikut agenda-agenda lembaga juga jadi orang yang menghidupkan, bukan ke sana sekedar asal ada.” Lagi lagi soal kebanggaan. Dulu pas masih jadi siswa aliyah, kalo lagi kompetisi atau ngumpul anak-anak OSIS antar sekolah, saya pribadi juga acapkali merasa ada sesuatu yang ‘beda’. Saat aktif di SKI terkadang juga sama, muncul malu-malu kalo disuruh bawa bendera SKI di depan masyarakat luas. Allohu a’llam. Pertanyaan seorang adik kelas di sebuah sore bersama hujan, menggelitik pikir. Bangga itu efek, atas keyakinan yang melahirkan keberanian. Dalam kebersamaan, konteks komunal, atau dalam kesendirian. Bukan hanya ketika terlahir menjadi muslim, yang kemudian bangga dengan identitas kemuslimannya, berjilbab rapi misal dia s

Baik dan Benar : sampai sekarang saya masih menakarnya dengan manfaat

Image
Adalah EXACT, sebuah lembaga interdisipliner yang baru berumur satu tahun. Berdiri sejak Juli 2012. Masih di bawah As Safa, Kamadiksi-nya UIN. Tahun ini mereka menargetkan agar ia jadi UKM kampus mandiri, mengingat belum ada lembaga keilmuan tingkat univ yang dikelola mahasiswa. Dibanding UGM, jelas mereka terlambat sekian tahun. Gama Cendekia, UKM  yang serupa dengan yang dicita-citakan UIN,  berdiri pertengahan tahun 2001, lebih dari satu dekade. Saya diajak berkenalan dengan lembaga ini, beberapa hari yang lalu, saat teman seasrama yang ngurusi kaderisasinya minta tolong dicarikan pembicara terkait “teamwork”. Walhasil, dua hari sebelum hari H dia-nya malah nembak saya. Saya cari alasan untuk menolak, “saya carikan lagi temen kampus”, “anak GC aj coba”, dan seterusnya, tapi walhasil, di hari H saya yang berangkat. Di sana, ada Ayik juga di sesi “KPK”.  Ustad Deden yang sekarang sedang menempuh S2 Sejarah Kebudayaan Islam disana pernah cerita, “bedanya anak UIN sama anak U

Perempuan Perempuan di ABY

Image
buku ABY jilid 1 Buku wajib bahasa Arab yang digunakan di Pesantren Asma Amanina adalah Al ‘Arabiyy Baina Yadaik (ABY). Buku yang terdiri atas 3 jilid, dengan masing masing jilid sekitar 450-an halaman. Buku jilid 1 dengan materi bahasa arab dasar, mufradat -nya dasar-dasar kayak perkenalan, profesi, kampus, kendaraan, barang-barang belanjaan, bulan-bulan hijriah dan sebagainya. Qawa’id atau grammar-nya juga dasar, perubahan kata kerja sudah, sedang, perintah, dan larangan, kata kerja dengan beda subyek (dia (lk), dia (pr), mereka, kamu (lk), kamu (pr), kamu berdua, aku, kami, kita), posisi terhadap benda lain (di atas, di bawah, di samping, di depan, di samping kiri, di antara, di sekitar, dst), ungkapan dari gabungan dua kata sifat, kata sifat dan yang disifati, pembentukan kata bilangan kalo obyeknya laki-laki gimana, obyeknya perempuan gimana dan seterusnya. Buku jilid 2 konon kata ustad dulu kala, berisi materi bahasa arab tingkat intermediet. Kosakata-nya lebih kaya, lebi

If Only They Could Talk-sebuah sahaja seorang Herriot

Image
“Ya, itu hanya gambaran saja. Binatang adalah makhluk yang tak bisa ditebak. Demikian pula seluruh hidup kita ini. Hidup kita merupakan sebuah kisah yang panjang, kisah tentang kemenangan-kemenangan kecil dan tentang bencana yang menimpa kita. Supaya kita bisa bertahan, kita harus betul-betul menyukainya.” (nasehat Farnon kepada Herriot) Membaca buku ini, selalu dan selalu, akan mengangguk-angguk. Bahwa struktur berpikir yang telah kita asah mampu menjadikan kita arif melihat pelajaran dari setiap hal-hal yang sangat kecil yang terjadi di keseharian.   Sebuah profesionalitas berbalut “khadimatul umat”, semangat yang melekat, serupa dengan nilai yang dibangun dalam buku lawas “Bukan Republik Mimpi”. Coba perhatikan larikan pada paragraf teratas. Ada ungkapan yang kini lekat diucap para pemimpin dan politisi-politisi. Bahwa hidup, dan hidupnya pribadi apatah bangsa, adalah berisi kemenangan-kemenangan kecil, juga bencana-bencana yang tak begitu saja lewat dalam sepanj

Bibi...bibi...

Image
 [[ Karna yang terjadi di sini bukan perang saudara seperti persepsi simpang siur yang terdengar di sana Ukhtifillah. Syiah, sampai kapanpun bukan bagian dari islam. Islam yang meyakini sepenuh hati bahwa Rosul Shollalloh ‘alaihi wassalam adalah khotamul anbiya’ ]]  [[ thoyyib ukhtifillah, tapi di negaraku, dan mungkin negara-negara yang lain juga, tak pernah tahu realitas itu. Semuanya sama. Beranggapan disanalah perang saudara, yang kunci perdamaiannya adalah ada di kalian sendiri]]  [[ tidak begitu fathimah saudaraku, tidak begitu. Kami hanya menegakkan diin tauhid, sedang mereka memerangi kami karna ketakmauan menuhankan Ali,  menuhankan Bassar al Assad. Mereka Syiah Nushairiyyah. Yang ajarannya menyerupai kaum pagan yang mengatakan Ali adalah Tuhan, Muhammad adalah nabi ciptaan Ali, dan dari Muhammad menciptakan Salman, dan seterusnya..kau tau kan! Itu menyimpang jauh dari Tauhid?!!?]] .............................. Bibi..bibi, lihatlah langit yang kian kelam,

Bukan Instan

Semester 4 ada sebuah matakuliah di fakultas yang saya ikuti, dilengkapi satu praktikum, dengan asisten yang bahkan sudah lulus S2. Namanya Survei Tanah, Erosi, dan Perencanaan Konservasi, atau lazim kemudian disingkat STEPK (hayo mbacanya gimana? :p). Praktikum yang cukup susah, mengedepankan kerja tim, dan ketelatenan yang tinggi. Acara demi acara, bicara tentang pemetaan bentuklahan, tingkat erosi lahan, tata nama tanah, besar erosi yang diperbolehkan pada suatu lahan (semacam ambang batas minimal erosi suatu lahan), metode perhitungan erosi, dan alternatif konservasi lahan yang bisa direkomendasikan. Bisa dengan mulsa, jerami, teras, atau agroforestry. Bagi saya, ini menyenangkan. Terlebih karna asisten yang mengedepankan proses daripada hasil, kalo mengkritik sangat nusuk, dan kalo nanya sampai ke persoalan yang teramat detil. Di sebuah acara, hampir semua praktikan sekelas telat pengumpulan laporan. Asisten duduk di depan dan menginterogasi nir intimidasi, ngk kayak KPK.