Sedianya tulisan ini saya maksudkan untuk episode keempat dari “Persaudaraan itu Bernama Ukhuwwah”, tapi setelah dipikir pikir, kayaknya judul ini lebih tepat, dan kalau harus dikondisikan untuk berjudul bertemakan persaudaraan menjadi sangat ‘dipaksakan’ :D. (see : ritmenya pelan :D) Sesungguhnya, ada tidaknya kita di barisan perjuangan islam ini, ia akan tetap jalan, bersama yang lain, tapi, ketiadaan kita di barisan perjuangan, maka kita bukanlah siapa siapa. Kelak pun mati, nisan hanya akan tertulis tiga larik kata, nama, kapan lahir, dan kapan tiada, terkecuali, jika mati dan dikuburnya tak sama, seperti tragedi tragedi yang menimpa korban jatuhnya pesawat, paling bertambah satu larik, setelah itu, selesai,barangkali kisah hidupnya pun terlupa. Maka bergabungnya dalam barisan amal jama’i adalah sebentuk kesyukuran. Karena, dia akan menjadi jawaban, ketika di akhirat ditanya, apa peranmu menyaksikan kebobrokan dan kelenaan umat dari mengingatNya? Maka sesungguhn
Judul Buku : Kebebasan Wanita 1 Penulis : Abdul Halim Abu Syuqqah Penerbit : Gema Insani Pers (Review by Siti Fatimah, anggota komunitas Indonesia Membaca 2) Buku Kebebasan Wanita karya Abdul Halim Abu Syuqqoh ini terdiri atas 6 jilid. Dengan tema spesifik pada masing-masing jilidnya. Pada buku jilid pertama, banyak dibahas tentang karakteristik wanita muslim, dengan mengambil rujukan pada Al Qur’an dan Shahih Bukhori Muslim. Buku jilid pertama dibagi menjadi 2 bab, bab pertama berjudul karakteristik wanita yang diceritakan dalam Al Qur’an, sedangkan Bab II karakteristik wanita yang dijelaskan dalam kitab Shahih Bukhori Muslim. Bab I Karakteristik Wanita dalam Qur’an Pasal 1 : Sebagian Karakteristik Wanita Prinsipnya, semua khithab (ajakan dan seruan) yang dialamatkan pada laki-laki dan perempuan adalah sama. Perbedaan hanya bersifat terbatas, dan itu ditegaskan dengan jelas oleh Alloh melalui Nashnya. Persamaan-persama
8 bulan lebih tinggal di Lombok dengan jadwal libur yang hanya ada tiap weekend (itu pun kalo tidak ada tumpukan kerjaan yang memaksa lembur) dan ditambah dengan waktu (dan biaya) untuk persiapan nikah membuat waktu untuk liburan mengunjungi tempat - tempat bagus di Lombok tidak leluasa. Belum jadi ke Rinjani, Sembalun, Pantai Pink, Gili Trawangan dan deretan nama - nama air terjun wkwkwk. Tapi kalo pun leluasa, sepertinya Lombok ini memang tidak bosan - bosan tempat menariknya berkali - kali disambangi. Belum lagi nanti nyebrang ke Sumbawa, atau ke pulau - pulau kecil di utara Pulau besar Sumbawa, belum lagi pemandangan bawah air sampai padang sabana. Beruntung akhir masa kontrak kemarin satu tim konsultan berdelapan orang mewacanakan kalo tidak pergi ke gili ya ke Sembalun. Meskipun diantara deadline, akhirnya wacana tersebut terealiasi. Berdelapan kami pergi ke tiga gili di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat, yaitu Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Kedis. Dengan menyewa
Comments
Post a Comment